WASHINGTON (Suaramuslim.net) – Amerika Serikat sangat terganggu oleh berbagai laporan mengenai pemerintah Tiongkok yang telah “melecehkan, memenjarakan, atau menahan secara sewenang-wenang” anggota keluarga aktivis Muslim Uighur dan orang-orang yang selamat dari kamp interniran Xinjiang dan membuat cerita mereka untuk dipublikasikan.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/11) hal ini disampaikan oleh Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo.
Setiap peningkatan ketegangan antara Beijing dan Washington membuat khawatir investor, karena dua ekonomi terbesar dunia itu juga terlibat dalam perang dagang selama 15 bulan. Beijing juga memandang dukungan AS untuk protes pro-demokrasi di Hong Kong mengganggu kedaulatannya.
Dalam pernyataannya, Pompeo merujuk kepada beberapa individu yang keluarganya katanya secara langsung dipengaruhi oleh perlakuan pemerintah Tiongkok terhadap Uighur, termasuk Zumrat Dawut, yang merupakan salah satu pembicara di sebuah acara di New York di sela-sela Sidang Umum PBB pada bulan September.
Dawut telah berbicara tentang bagaimana dia ditahan oleh otoritas Tiongkok awal tahun ini dan ditahan di sebuah kamp.
“Baru-baru ini, Ms. Dawut mengetahui ayahnya yang sudah lanjut usia, yang dilaporkan ditahan dan diinterogasi beberapa kali oleh pihak berwenang Tiongkok di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir, meninggal dunia dalam keadaan yang tidak diketahui,” kata Pompeo.
Pemerintah AS bulan lalu memperlebar daftar hitam perdagangannya untuk memasukkan beberapa perusahaan intelijen buatan top-start-up Tiongkok dan mengumumkan pembatasan visa pada pemerintah Tiongkok dan pejabat Partai Komunis yang diyakini bertanggung jawab atas penahanan atau penyalahgunaan minoritas Muslim di wilayah Xinjiang.
“Kami sekali lagi menyerukan Beijing untuk menghentikan semua pelecehan terhadap warga Uighur yang tinggal di luar Tiongkok dan untuk memungkinkan keluarga berkomunikasi secara bebas tanpa dampak,” kata Pompeo.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir