Tips Agar Anak Berakhlak Baik

Tips Agar Anak Berakhlak Baik

Tips Agar Anak Berakhlak Baik melalui ilmu parenting

Suaramuslim.net – Kesalahan mengambil sikap saat mendidik anak, ternyata bisa berakibat fatal untuk perkembangan anak. Seorang anak yang kuat dasar pemahaman agamanya akan lebih tenang dan tak mudah diombang-ambing oleh pengaruh luar yang bisa merugikan dirinya.

Orangtua sebagai sekolah pertama anak berperan membangun pondasi dasar pendidikan. Ajaran dan pendidikan orangtuanya itu yang akan terpatri dalam otak bawah sadar anak yang berfungsi agar mereka mampu memahami dirinya sendiri serta memperkuat perannya sebagai pemimpin di muka bumi.

Saat ini, pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak  sudah sangat mudah ditemukan. Buku-buku tentang bagaimana mendidik anak sudah banyak ditemui, artikel tentang ilmu parenting pun banyak dijumpai. Pembicara atau nara sumber yang mengkhususkan diri di ilmu parenting banyak bermunculan. Kegiatan bertema belajar mendidik anak sudah banyak digelar, baik berupa talk show, seminar maupun kelas-kelas parenting.

Meskipun demikian, sebenarnya ada hal mendasar yang perlu dikerjakan orangtua dalam mendidik anak yang jarang sekali dibahas dalam ilmu-ilmu parenting yang ditulis dibuku, disampaikan pembicara maupun diajarkan di seminar-seminar parenting. Padahal, justru hal mendasar inilah yang kongkrit membentuk karakter anak. Tak hanya itu, ia juga membiasakan anak berakhlak mulia.

Belajar Ilmu Parenting dalam Pembiasaan Ibadah

Dilansir dari laman abiummi.com, berikut adalah poin-poin penting yang harus dijaga dalam menerapkan metode parenting Islami untuk mendidik sang buah hati :

1. Membiasakan Sholat Berjamaah

Sholat adalah tiang agama. Ini penting dalam parenting Islami. Anak-anak harus sedini mungkin terbiasa melakukan kegiatan sholat secara berjamaah dan tepat waktu, untuk anak laki-laki pembiasaan sholat berjama’ahnya di masjid. Pada awalnya mungkin akan terasa berat, anak-anak lebih suka bermain-main daripada mengikuti gerakan sholat. Namun jika sudah menjadi kebiasaan dan tentu saja dengan penjelasan orangtua tentang pentingnya sholat yang bisa dipahami, anak-anak akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan. Bahkan ketika tidak didampingi orangtuanya, anak akan pergi sendiri ke masjid.

Mengajari anak untuk sholat tepat waktu di masjid, secara tidak langsung mendidik anak untuk manajemen waktu, dan mendidik untuk berkomitmen terhadap sesuatu yang ia yakini. Ini, tentu saja akan menjadi bekal positif untuk anak ketika ia sudah dewasa.

2. Membaca Al-Qur’an

Penting untuk orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya untuk belajar membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Membiasakan mereka membaca Al Qur’an akan membuat mereka mencintai Al-Qur’an dan menjadi generasi pecinta Quran. Lebih dalam lagi mereka akan belajar memahami kandungan ayat-ayat suci Al-Quran yang tentu saja akan menjadi bekal yang bisa amalkan di kemudian hari. Bila perlu, anak-anak dipersiapkan untuk menjadi hafidz. Bisa dimulai dengan menghafalkan surat-surat pendek terlebih dahulu pada juz 30 sebelum menghafalkan surat yang lebih panjang. Selain pelajaran yang bisa diambil di atas, dengan belajar atau menjadi penghafal Al-Qur’an, akan mengundang keberkahan bagi keluarga itu.

3. Mengajarkan Anak Berpuasa

Tidak perlu tergesa-gesa untuk mengajarkan mereka berpuasa selama satu hari penuh. Sesuaikan saja dengan kemampuan mereka. Tidak usah dipaksakan pada saat anak-anak merasa tidak kuat. Mengenalkan ibadah yang lumayan berat untuk anak-anak ini bisa dimulai dari waktu sahur sampai waktu dzuhur, atau apabila mereka kesulitan untuk bangun sebelum subuh, orangtua dapat mengganti makan sahurnya pada jam sarapan. Kemudian ditingkatkan menjadi sampai waktu ashar. Apabila sudah terbiasa bisa dilakukan dari sebelum subuh sampai waktu maghrib untuk berbuka puasa. Intinya jangan sampai mereka trauma karena pemaksaan dari orangtuanya ketika mengajarkan berpuasa.

Mengajarkan berpuasa adalah mendidik anak untuk mengerem hawa nafsu mereka. Menahan sesuatu yang boleh dikerjakan, tapi menundanya. Jika demikian, anak akan terlatih untuk bisa menahan berbagai keinginannya, atau menunda keinginannya jika kondisi memaksa untuk melakukan penundaan. Orang-orang yang tidak bisa menunda atau mengerem hawa nafsunya akan membuatnya menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan keinginannya.

4. Mengajarkan Amalan Lainnya

Amalan lainnya juga penting untuk diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Misalnya sedekah kepada orang yang membutuhkan atau anak yatim piatu. Ini akan membuat anak memiliki rasa empati yang tinggi. Ia tidak kikir dengan benda yang dimilikinya. Kesadaran sosial ini sangat penting diajarkan kepada anak-anak mulai dari misalnya menyumbangkan uang atau barang saat ada wilayah atau saudara yang terkena bencana akan menumbuhkan kepedulian anak kepada orang lain.

Hal-hal di atas, selain diajarkan dan dibiasakan, perlu juga dipahamkan kepada anak mengapa mereka harus melakukan itu. Gunakan Bahasa yang mudah dan menarik untuk anak yang membuat mereka menyenangi kegiatan itu. Hindari ancaman-ancaman menakutkan yang membuat mereka terpaksa melakukannya. Karena, ancaman hanya akan membuat kenangan tidak baik untuk mereka. Dan tentu saja, keteladanan sangat penting. Tanpa contoh dari orangtua, semua hal yang akan dilakukan di atas akan sia-sia.

Akhirnya, pondasi agama yang kuatlah yang akan menjadi solusi dan benteng mereka dari kepungan-kepungan hal-hal yang melemahkan generasi masa depan bangsa, calon pemimpin dunia. (Agl/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment