Anakku, Berbaktilah Pada Kedua Orang Tuamu

Anakku, Berbaktilah Pada Kedua Orang Tuamu

Anak memegang tangan orang tua. Foto: pixabay.com

Suaramuslim.net – “Maa, maafkan aku, dulu aku berani padamu, maaf maa….” Ucap si anak menangis sesenggukan sambil memeluk kuburan orang tuanya.

Menyesal kemudian tiada guna, itulah kata pepatah, sekalipun berbakti pada orang tua dapat dilakukan sebelum dan setelah orang tua tiada. Berbakti adalah hak orang tua atas anak, karena tanpanya maka tidak akan pernah terlahir seorang anak ke muka bumi ini, sejelek dan seburuk apapun perilaku orang tua terhadap anak, terlebih jika orang tua tersebut adalah orang baik maka tentu mereka jauh lebih berhak menerima haknya.

Untuk itu duhai anakku, ketahuilah bahwa berbakti kepada orang tua adalah jalan cinta Allah atas hamba-Nya yang dengannya kelak akan mendapatkan perlindungan dari-Nya di saat tiada bala bantuan kecuali naungan-Nya.

Diriwayatkan dari sahabat Abdullah, berkata:

Saya bertanya kepada Nabi, “Apakah amalan yang paling dicintai Allah?” Dia menjawab, “Salat pada waktunya.” Saya bertanya lagi, “Lalu apa lagi?”
Dia menjawab, “Berbakti kepada ibu bapak.” Saya bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Dia menjawab, “Berjuang di jalan Allah.” Abdullah bertanya, Nabi telah mengabarkan amalan-amalan itu dan andaikata saya meminta tambahan (bertanya lagi) niscaya Nabi menambahnya. (Al-Bukhari).

Anakku, tidakkah kamu ketahui bahwa berbakti pada orang tua adalah amalan yang tidak dapat ditawar lagi, karena besarnya jasa orang tua terhadap anak. Bahkan suatu ketika ada seorang laki-laki datang kepada Ibnu Abbas tentang dirinya yang telah membunuh seorang wanita yang menolak lamarannya, kemudian dia ingin bertaubat. Lalu ibnu Abbas bertanya apakah dirinya masih memiliki seorang ibu. Kemudian Atha’ bin Yasar bertanya kepada Ibnu Abbas, mengapa bertanya tentang ibunya.

Ibnu Abbas menjawab, “Aku tidak mengetahui amalan apa yang paling mendekatkan diri kepada Allah selain berbakti pada ibu”. (Al-Bukhari).

Anakku, berbakti wajib dilakukan oleh seorang anak terhadap orang tuanya sekalipun orang tua tersebut berbuat zalim atasnya.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, dari Ibnu Ibnu Abbas, ia berkata, “Tidaklah seorang muslim yang memiliki ayah ibu yang muslim dan patuh kepada keduanya kecuali Allah akan membuka untuknya dua pintu surga, jika salah satu dari dua orang tuanya tiada, maka dibukakan satu pintu surga, dan jika ia membuat salah seorang di antara keduanya murka, maka Allah tidak akan rida hingga orang tuanya itu rida.” Ibnu Abbas lalu ditanya, “Jika keduanya berbuat zalim?” Dia menjawab, “Walau keduanya berbuat zalim.” (Muslim).

Nak, tidak ada alasan bagi seorang anak, untuk tidak berbakti kepada orang tua sekalipun orang tuanya berbuat zalim kepada dirinya.

Hal ini disebabkan besarnya jasa orang tua atas seorang anak yang tidak bisa dibalas dengan apapun, kecuali dengan berbakti pada keduanya.

Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda, “Tidak dapat seorang anak membalas budi kebaikan ayahnya, kecuali jika mendapatkan ayahnya tertawan menjadi budak hamba sahaya, kemudian dibeli/ditebus dan dimerdekakannya.” (Muslim).

Nak, aku akan sampaikan kepadamu bahwa pernah diceritakan dalam sebuah hadis, telah datang seorang laki-laki kepada Nabi dan berbaiat untuk hijrah sementara ia meninggalkan kedua orang tuanya yang menangis (karena kepergiannya), lalu Nabi berkata kepadanya, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuatnya menangis.” (Al-Bukhari).

Ketahuilah wahai anakku, janganlah engkau membuat orang tua menangis sebab melihat kedurhakaanmu. Karena sesuatu yang menyebabkan kedua orang tua (yang taat kepada Allah dan Rasulullah) menangis adalah termasuk perbuatan durhaka dan dosa besar.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh at Thabrani dalam kitab Al Kabir.

Diceritakan pula dari Abdullah bin Amr, ia berkata. Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi untuk ikut berjihad, lalu Nabi bertanya, “Apakah ayah ibumu masih hidup?” Dia menjawab, “Ya.” Beliau lalu berkata, “Maka berjihadlah mengurus kedua orang tuamu itu.” (Al-Bukhari).

Anakku, jika engkau mengetahui maka sesungguhnya orang tuamu adalah jalan surga bagimu, bahkan termasuk orang yang merugi apabila menyia-nyiakan orang tuamu selagi mereka masih hidup.

Rasulullah bersabda, “Sungguh celaka, sungguh celaka, sungguh celaka. Para sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasul?” Beliau menjawab, “Orang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah seorang keduanya tetapi masih masuk neraka.” (Muslim).

Mengapa terjadi demikian? Hal ini tiada lain disebabkan sang anak tidak mempedulikan kedua orang tuanya, membiarkannya bahkan durhaka terhadapnya, padahal orang tua adalah jalan surga baginya.

Ibarat seseorang yang memiliki kunci pintu gudang perbendaharaan emas, namun ia tidak mempergunakannya dengan baik, padahal itu adalah haknya. Maka tentu sangat rugi orang yang demikian.

Wahai anakku, ketahuilah bahwa seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, maka Allah akan memperpanjang umurnya.

Sebagaimana disampaikan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Berbahagialah orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya karena Allah akan menambah panjang umurnya.” (Al-Hakim).

Semua ini aku sampaikan berdasarkan hadis dari Rasulullah, agar menjadi pegangan dalam hidupmu. Pesan utamaku adalah berbaktilah kepada kedua orang tuamu selagi mereka masih hidup. Menyesal kemudian tiada guna. Dan berbaktilah kepada kedua orang tuamu di saat orang tuamu telah tiada, dengan cara menyambung silaturahim dengan para sahabatnya, meneruskan kebaikan-kebaikan orang tuamu, dan terus mendoakan keduanya semoga engkau mendapati keturunanmu saleh salehah. Aamiin.

15 Juli 2020
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment