Suaramuslim.net – Salah satu Imam yang berhasil merumuskan konsep Tasawuf (Tazkiyatun Nafsi, membersihkan jiwa) dalam teori dan pengamalan ilmu tersebut adalah Hujjatul Islam Al-Ghazali. Beliau berkata:
“Jika perhatian penuh pada tata kelola kesehatan diprioritaskan, padahal akibat dari sakit fisik berakibat pada kematian di dunia saja, maka perhatian pada tata kelola penyakit hati mestinya lebih diperhatikan pula, sebab akibat dari penyakit hati berdampak pada hilangnya kehidupan yang lebih kekal di akhirat (Ihya Ulumiddin 4/49).”
Contoh paling mudah adalah penyakit sombong. Allah mengusir Iblis dari surga adalah karena sombong. Diantaranya yang terdapat dalam ayat berikut:
Allah berfirman yang artinya: “Apakah yang menghalangimu (Iblis) untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripada Adam: Engkau ciptakan saya dari api sedang Adam Engkau ciptakan dari tanah”.
“Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. (Al-‘A`rāf: 12-13)
Apa pengertian sombong sehingga Iblis dikeluarkan dari surga? Dijelaskan dalam hadis berikut: “Dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Sombong adalah menolak kebenaran dengan angkuh, dan merendahkan manusia’ (HR Muslim)”.
Nah, jika Iblis yang pernah menghuni surga lalu dikeluarkan karena sombong, maka manusia yang belum pernah masuk ke surga namun sudah berpenyakit sombong juga tidak akan bisa masuk surga. Seperti penjelasan hadis berikut ini:
“Dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ‘Tidak akan masuk seseorang yang di dalam hatinya masih ada sebiji dzarrah dari kesombongan’ (HR Muslim)”.
Sama seperti uraian almarhum KH Zainuddin MZ, yang menjelaskan: “Nabi Adam melakukan 1 kesalahan tanpa disengaja di surga, ternyata Allah keluarkan Adam dari surga. Sementara kita yang banyak melakukan dosa, sengaja lagi, gini mau masuk surga?”