Suaramuslim.net – Fenomena wabah virus corona yang menggemparkan dunia di awal tahun 2020 dan menjadi pandemi di seluruh dunia adalah bukti ketidakmampuan kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah swt.
Manusia yang selama ini dianggap paling hebat dan memiliki kemampuan dalam melakukan perubahan di muka bumi ternyata kalah hebat dengan makhluk kecil tak kasat mata yang hanya berukuran diperkirakan mencapai 125 nanometer atau 0,125 mikrometer. Suatu ukuran yang tidak sebanding dengan tubuh manusia namun mampu melemahkan pertahanan negeri super adidaya seperti Cina dan Amerika Serikat.
Virus corona telah membuka tabir akan bukti kelemahan manusia dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan sehingga membuatnya seringkali mengeluh atas masalah.
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (Al Ma’arij: 19).
Sikap berkeluh kesah akibat ketidakmampuannya dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkannya serta pula menunjukkan bukti ketidaktahuan mereka.
Apabila ketidaktahuan ini berpadu dengan sikap yang sering berkeluh kesah terus berlangsung disertai tiadanya kesabaran dan tawakal serta tanpa sebuah panduan agama (ilmu) lemahnya keyakinan kepada Allah maka lahirlah kepanikan manakala berhadapan dengan masalah.
Hal ini disebabkan agama tidak diletakkan di depan dalam melangkah, menganalisa dan menyelesaikan masalah, bahkan cenderung lebih mengagungkan rasionalitas belaka.
Kelemahan dan ketidaktahuan manusia atas virus corona baru ini membutuhkan waktu lebih kurang tiga bulan untuk melakukan proses pengenalan dan pendalaman terhadap makhluk baru ini sekalipun keluarga corona sudah cukup lama diketahui dan dikenali oleh para ahli di bidang virus.
Setelah tiga bulan dianggap cukup mengenali karakter virus baru ini sehingga pada kesimpulan bahwa virus ini tidak tergolong jenis virus yang mematikan, atau setidaknya tidak seganas seperti virus Mers ataupun Sars, sekalipun tidak dipungkiri bahwa virus corona atau covid-19 ini memiliki daya penyebaran yang cepat. Barulah para ahli menyuarakan untuk kembali pada kehidupan normal dengan penambahan istilah baru yang kemudian disebut dengan new normal.
Sebagai upaya untuk mengingatkan kepada publik bahwa ancaman virus ini masih tetap ada. Sebagaimana diketahui bahwa tidak kurang dari 10.000 jenis virus yang ada itu berpotensi sewaktu-waktu mengancam manusia.
Namun sebagaimana diketahui hampir tiga bulan manusia dibikin panik hingga banyak negeri menghentikan seluruh aktifitasnya dengan lockdown, membatasi interaksi sosial (social/physical distancing), mewajibkan pakai masker, mencuci tangan dan segala macam aturan protokol kesehatan yang dibuat hingga semua kantor dan lembaga pendidikan ditutup sementara, kemudian melakukan kerja dari rumah, work from home. Tidak sedikit pula para pekerja yang dirumahkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dan sebagainya.
Kembali pada ajaran Islam
Namun demikian pasti ada hikmah di balik semua ini. Di antaranya adalah istirahatnya bumi, penyaringan polusi udara, hijaunya pepohonan, berbahagianya satwa karena merasa tenang dan nyaman dari gangguan manusia.
Hikmah yang lain adalah diingatkannya manusia untuk kepada jalan Tuhan, kembalinya manusia untuk peduli pada kebersihan dan kesehatan lingkungan. Serta yang terpenting adalah membuktikan kebenaran ajaran Islam untuk hidup yang bersih dan sehat.
New normal sejatinya adalah back to normal dengan kembali pada kebiasaan baru yang lebih islami yaitu kembali pada ajaran Islam dalam mengatur hidup yang lebih bersih dan lebih sehat bahkan melampaui itu semua yaitu kesucian, suatu keadaan bersih diri yang sangat bernilai karena berkaitan langsung dengan nilai keimanan seseorang (ath thahaaratu minal iiman).
Untuk mewujudkan kehidupan bersih yang bernilai ini (valueable) serta sangat bermakna (meaningfull), maka Islam mengajarkannya dengan cara berwudu, thaharah, dan salat dsb.
Kehidupan new normal adalah jalan kembali kepada Allah swt (ar rujuu’ ilallah), menjalankan perintah-perintah Allah, menyiarkan kembali agama Allah, mendekat pada Allah melalui zikir dan ibadah kepada-Nya seraya terus meminta perlindungan kepada Allah.
لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَى مِن الله إِلَّا إِليه
“Tidak ada tempat berlindung dan tempat mencari keselamatan dari ujian Allah kecuali kembali kepada-Nya.”
New normal adalah kembali dalam kehidupan normal sebagai seorang muslim dalam menjalankan aktifitas kemanusiaannya, sosial, dan agama, tanpa dibayang-bayangi lagi oleh rasa ketakutan dalam menjalani hidup sebab virus karena menghadirkan Allah dalam membersamai seluruh aktifitasnya. Karena hanya orang yang dekat kepada Allah sajalah yang akan merasakan ketenangan dan kedamaian.