Bahagia Itu Ketika Kamu Bersama-Nya

Bahagia Itu Ketika Kamu Bersama-Nya

Dialog Motivasi Al-Qur'an on air setiap Kamis pkl. 5.30-6.30 WIB di Suara Muslim Radio Network.

Suaramuslim.net – Bahagia itu sederhana, kamu bersama dengan yang dicintai itulah bahagia yang sejati. Seperti ketika seorang yang ada di tahanan, hanya satu yang diharapkan, bisa bersama keluarga lagi, itulah bahagia.

Bahagia itu sederhana, ketika seseorang mendapatkan kemudahan setelah kesulitan yang mendera hebat dalam hidupnya. Seperti ketika lagi ada masalah keuangan karena tidak bisa membayar utang saat yang bersamaan ada yang membersamainya untuk melunaskan utang, maka itu kebahagiaan.

Ada pula, orang yang selalu bersama keluarga, duit berlimpah dan kehidupan yang nyaman, namun dia tidak bahagia. Ada ya seperti itu? Kenapa ya??

Jawabannya adalah bahagia itu tidak hanya disebabkan sesuatu yang bersifat materi tapi jauh dari itu ada kebahagiaan yang terkadang tidak bisa diungkap sebab materinya. Itulah kebahagiaan dengan Yang Abadi selalu memberikan kebahagiaan, yaitu Allah.

Kalau ada orang kaya, semua bisa dibeli. Keluarga lengkap tapi hati merasa hampa tiada kebahagiaan maka bisa jadi karena ia telah jauh dari Sang Pemberi kebahagian itu sendiri yaitu Allah.

So… Kebahagiaan yang hakiki itu ketika bersama Sang Pemilik dan Pengatur segalanya, yaitu Allah.

Kebahagian itu bukan terletak kepada apa yang Anda dapat, tetapi terletak kepada seberapa dekat Anda dengan Yang Memberikan apa yang Anda dapat itu.

Lantas, untuk dapat dekat dan bersama dengan Allah, bisa bahagia, hidupnya harus satu frekuensi dengan Allah dan ridha-Nya.

Allah hanya mau membersamai orang-orang yang sesuai syarat keinginan-Nya. Di antara syarat kebersamaan dengan Allah diungkapkan dalam Q.S. An-Nahl ayat 128.

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ

“Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Syarat-Nya yang lain adalah sabar agar selalu menjadi manusia yang baik dan terbaik, lihatlah pula Al Baqarah ayat 153.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

So… Untuk bisa bersama Allah harus sesuai dengan syarat keinginan-Nya, tanpa itu semua tidak akan bisa bersama-Nya. Sudah pasti jika tidak bersama Allah, maka hidup tidak akan bahagia.

Syarat Agar Dibersamai Allah

Syarat ketakwaan

Inti takwa itu adalah bagaimana kita beribadah yang optimal kualitasnya kepada Allah. Semakin bertakwa seseorang semakin lempeng ibadahnya.

Berbuat baik kepada orang lain

Kebahagiaan itu ketika kita bisa memberikan jalan kebahagiaan kepada orang lain, karena di saat kita dapat membahagiakan orang lain di situlah kebahagiaan kita dapat.

Cara membahagiakan orang lain cukup sederhana, yaitu:

1. Nyenengken wong (menyenangkan orang dengan sikap dan perkataan)

“Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah sedekah.” (At-Tirmizi).

2. Nguwongke wong (menempatkan orang lain sesuai kedudukannya)

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak mengerti kemuliaan yang tua di antara kita.” (Abu Daud dan At-Tirmizi).

3. Nggatekne wong (memperhatikan dan menolong kepentingan orang lain)

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya). Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi aibnya pada hari kiamat.” (Al-Bukhari dan Muslim).

4. Ora nggelakne wong (jangan pernah membuat orang lain kecewa)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menolak hadiah dari seseorang. Setelah tampak kekecewaan pada raut pemberi hadiah, Beliau menerangkan alasan penolakannya.

Dari Ash-Sha’b bin Jatstsamah, ia berkata, “Aku hadiahkan kepada Rasulullah seekor keledai liar. Akan tetapi, beliau menolaknya. Ketika melihat ekspresi (kekecewaan) pada wajahku, beliau berkata, “Sesungguhnya kami tidaklah menolak pemberianmu kecuali lantaran kami sedang ihram.” (Muttafaqun alaih).

Sabar

“Sabar sesaat itu lebih baik dari dunia seisinya.”

Sesaat di dunia bisa bersabar, kebahagian dunia akhirat yang kita dapat. MasyaAllah.

Wallahu A’lam

M Junaidi Sahal
Disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya
1 Juli 2021/20 Dzul Qa’dah 1442 H

 

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment