Beginilah Islam Mengatur Penampilan Muslim

Beginilah Islam Mengatur Penampilan Muslim

Beginilah Islam Mengatur Penampilan Muslim

Suaramuslim.net – Penampilan sangat diperhatikan dalam agama Islam, bukan hanya aspek tidak tampak seperti keimanan dan ketakwaan. Dalam menjalankan sholat, pelakunya juga diharapkan untuk menjaga penampilan.

۞يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ٣١

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid”. (Al A’raf: 31)

“Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih”. (HR. Ath-Thahawi)

Bukan hanya masalah pakaian untuk memperindah diri, muslim yang menjalankan sholat diharapkan menjaga aroma tubuhnya agar tidak menggangu anggota lainnya.

Hadis riwayat dari Ibnu Umar ra., ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang Khaibar pernah bersabda: Barang siapa makan buah ini (bawang putih), maka janganlah ia memasuki masjid”. (HR Muslim)

Hadis riwayat dari Anas ra.: Bahwa ia pernah ditanya tentang bawang putih. Anas menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: Barang siapa yang makan pohon ini (bawang putih), maka janganlah ia dekat-dekat kami dan jangan ia ikut sholat bersama kami”. (HR Muslim)

“Hendaknya setiap muslim mandi pada hari Jum’at, kemudian memakai pakaian yang terbaik, dan jika ia mempunyai wangi-wangian, maka hendaklah memakainya”. (HR. Ahmad bin Hanbal)

Hadits diatas menjelaskan bahwa sholat mengajarkan bahwa ketika berhubungan eksternal, berinteraksi dengan orang lain, maka kita harus memerhatikan penampilan. Penampilan menjadi salah satu hal penting yang harus dipertahankan dalam kehidupan bersosialisasi dan berorganisasi.

Masing-masing organisasi memiliki budaya yang berbeda dan hal itu dapat termanifestasi dalam penampilan yang digunakan oleh anggota dari sebuah organisasi. Fungsi pakaian bukan saja untuk menutup aurat, namun untuk memperindah penampilan. Namun akhlak yang baik termasuk pakaian yang dapat memberikan keindahan dan pembeda bagi individu dan organisasi. Hal ini setidaknya dapat terlihat dari QS. Al A’raaf: 26 berikut ini.

يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦

 Artinya:  “Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al A’raaf:26)

Ketika kita melakukan wawancara untuk lamaran pekerjaan dalam suatu organisasi,yang pertama dilihat adalah penampilan. Terdapat istilah dalam teori organisasi namanya “Hallo Effect,” bahwa penampilan akan memberikan sinyal terhadap kepribadian orang tersebut. Jadi yang pertama kali dilihat dari seseorang adalah penampilannya. Penampilan menjadikan seseorang dapat dinilai baik atau jelek oleh orang lain.

Hal tersebut mengajarkan kepada kita bahwa penampilan merupakan hal penting yang harus diperhatikan sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.

Hadits riwayat dari Abu Dzar ra. bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, ”Janganlah kamu menganggap remeh suatu kebaikan, walaupun hanya sekadar bermanis muka ketika kamu menemui saudaramu”. (HR. Muslim)

Dari hadits di atas dapat terlihat bahwa agama menganjurkan kita untuk menunjukkan muka yang manis atau tersenyum ketika keluar menemui teman kita. Hal tersebut merupakan bagian dari penampilan yang penting dalam pembangunan karakter dengan excellence service.

Penulis: Dr. Gancar C. Premananto*

*Koordinator Program Studi Magister Manajemen FEB Universitas Airlangga Surabaya

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment