Suaramuslim.net – Mempelajari tafsir, ternyata merupakan sebuah keniscayaan saat mempelajari Al Qur’an. Tanpa mempelajari tafsir, manusia tidak akan memahami dengan jelas bagaimana ajaran agamanya.
Dilansir dari muslim.or id pengertian “tafsir” secara bahasa bermakna menyingkap sesuatu yang tertutup sehingga menjadi jelas. Jadi, sebagaimana dijelaskan oleh pakar bahasa Arab, Ibnul Faris dalam Mu’jam Maqayis Al-Lughah bahwa makna bahasa dari kata tafsir adalah penjelasan sesuatu. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
“Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) syubhat, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya” (QS. Al-Furqan: 33).
Az-Zarkasyi dalam kitab Al-Burhan fi ‘Ulumul Qur`an mendefinisikan tafsir sebagai berikut.
“Ilmu yang dengannya dapat diiketahui (kandungan) Kitabullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dapat diketahui penjelasan makna-maknanya serta bisa dikeluarkan hukum dan hikmah yang terkandung didalamnya” (Al-Burhan fi ‘Ulumul Qur`an, hal. 22).
Lima Keutamaan Mempelajari Tafsir Al Quran
Muslim.or.id menjabarkan apa saja keutamaan mempelajari Ilmu tafsir Al Quran termasuk ilmu yang paling mulia. Hal ini ditinjau dari beberapa alasan berikut ini.
Pertama, menjadi lebih baik dengan mempelajari Al Quran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Imam Al-Bukhari).
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, “Adat kebiasaan manusia itu menolak jika ada sekelompok orang yang membaca suatu buku dalam disiplin ilmu tertentu, seperti kedokteran dan matematika, namun mereka tidak mau mengetahui makna/maksudnya, (jika demikian kenyataannya), bagaimana dengan Kalamullah yang menjadi penyebab tercegahnya seseorang dari kebinasaan, penyebab kesuksesan, kebahagiaan mereka dan penyebab tegaknya urusan agama serta dunia mereka.”
Kedua, Allah subhanahu wa ta’ala mengancam akan mengunci hati orang-orang yang tidak mau mentadabburi Al Quran. Sebagaimana Firman Allah ta’ala, ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran bahkan hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah ta’ala berfirman, memerintahkan (hamba-Nya) untuk mentadaburi dan memahami Al Quran dan melarangnya berpaling darinya, dengan berfirman yaitu bahkan hati mereka terkunci, maka hati tersebut tertutup, tidak ada satu makna Al Quran pun yang masuk ke dalam hatinya” (Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah, jilid.4 hal. 459).
Ketiga, di antara keutamaan mempelajari tafsir Al Quran adalah terhindar dari kesesatan di dunia dengan meniti jalan lurus yang ditunjukkan Al Quran, serta masuk kedalam Surga dan selamat dari siksa di akhirat.
Amr bin Qais Al-Mula`i dari Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata, “Allah menjamin barangsiapa yang membaca Al Quran dan mengikuti ajaran yang terkandung di dalamnya, maka ia akan tidak sesat di dunia dan tidak sengsara di akhirat, lalu Ibnu Abbas membaca ayat berikut ini, ‘Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.’” (QS. Thaha: 123).
Keempat, menjadi dasar untuk mengamalkan nilai-nilai agama. Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan, “Al Quran itu diturunkan untuk tiga tujuan: beribadah dengan membacanya, memahami maknanya dan mengamalkannya.”
Perhatikanlah, Syaikh Al-’Utsaimin rahimahullah menunjukkan tiga perkara yang menjadi tujuan diturunkannya Al Quran. Tentunya ketiga perkara ini sama-sama pentingnya, sama-sama baiknya, sama-sama menjadi tujuan diturunkannya Al Quran.
Dari tujuan tersebut salah satunya adalah beribadah kepada Allah dengan membacanya, tentunya membacanya dengan tajwid dan ilmu qira`ah. Berikutnya memahami makna atau tafsirnya, dan kemudian mengamalkannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mempelajari tafsir Al Quran adalah salah satu tujuan diturunkannya Al Quran. Jika seseorang sudah bisa membaca Al Quran atau menghafalnya, ia barulah meraih sepertiga dari tujuan diturunkannya Al Quran. Janganlah berhenti sampai di situ saja, teruskan dengan mempelajari tafsirnya, sehingga ia dapat mengamalkan isi Al Quran.
Allah Ta’ala berfirman tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1).
Dari firman di atas, Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa barangsiapa yang ingin keluar dari dosa-dosa, ingin keluar dari kekurangan dan kelemahannya menuju kepada kesempurnaan, maka ia harus memperbanyak mempelajari Al Quran dan mengamalkannya dan bukan hanya sibuk dengan urusan-urusan dunia, sehingga lalai dari belajar dan mengamalkan Al Quran.
Kelima, Merasakan Kelezatan Al Quran. Berkata Imam Ahli Tafsir di zamannya dan zaman setelahnya, sekaligus penulis kitab tafsir Jami’ul Bayan, Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah,
“Sesungguhnya saya benar-benar heran kepada orang yang membaca Al Quran, namun ia tidak mengetahui tafsirnya, maka bagaimana ia bisa merasakan kelezatan bacaannya?” (Mu’jamul Adibba`: 8/63, dinukil dari Muhadharat fi ‘Ulumil Qur`an).
Dengan demikian, jelaslah urgensi mempelajari tafsir Al Quran Al-Karim. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang dimudahkan mempelajari tafsir Kalam-Nya dan mengamalkannya. Amiin.
Kontributor: Yetty
Editor: Muhammad Nashir