Bencana, Nikmat Ataukah Azab?

Bencana, Nikmat Ataukah Azab?

Bencana , Nikmat atau Azab
Ilustrasi laki-laki muslim bersujud. (Ils: Novitasari/Siswi SMK Muhammadiyah 2 Surabaya)

Suaramuslim.net – Sahabat, pernahkah kita memikirkan apa penyebab Allah menimpakan bencana pada suatu kaum atau negeri? Adakah kita meyakini bahwa bencana hadir dikarenakan ulah tangan kita sendiri, yakni disebabkan banyaknya dosa yang kita lakukan? Ataukah kita mengikuti prasangka buruk bahwa Allah menzalimi hamba-Nya dengan bencana kekeringan, kelaparan, banjir, dan tanah longsor yang ditimpakan pada suatu kaum?

Jika ditelusuri lebih dalam, maka setiap bencana yang menimpa sejatinya adalah ayat kauniah-Nya yang diperdengarkan. Bagi orang beriman setiap ayat yang diperdengarkan baik sam’iyah maupun kauniyah, akan semakin mempertebal keimanannya.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS al-Anfaal : 2)

Tetapi bagi orang yang tidak mau merenung, ayat apapun yang diperdengarkan tidak akan pernah menggoyahkan keangkuhan dan kedurhakaan mereka. Sedangkan bagi orang-orang yang mau insyaf, ayat yang diperdengarkan akan menjadikan mereka tunduk kepada Allah dan bersedia mengikuti jalan orang-orang yang beriman.

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy- syuura’ : 30)

Sesungguhnya bencana dan musibah adalah ujian bagi orang-orang beriman lagi taat kepada Allah. Di antara korban bencana terdapat orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, namun tetap terkena musibah sebagai bagian ujian atas keimanan mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jikalau mereka bersabar atas ujian itu niscaya Allah akan mengangkat derajat mereka.

Namun, ada kalanya juga bencana tersebut merupakan teguran kepada orang-orang yang menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi lalai dalam menjalankan kewajiban kepada Allah, bahkan melakukan kemaksiatan yang dilarang Allah. Akibat kelalaian itulah mereka disiksa di dunia, padahal mereka telah mendapatkan banyak kenikmatan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf : 96)

Dan hakikatnya hanyalah keimanan yang dapat merasakan, akankah setiap kejadian yang menimpa merupakan nikmat ataukah azab dari Allah. Segala sesuatu yang tampak sebagai kenikmatan namun membuat kita lalai dan mengesampingkan untuk beribadah kepada Allah, maka nikmat itu perlahan akan menjadi azab yang kelak balasannya akan kita terima di akhirat.

Sebaliknya meskipun kejadian itu seperti azab, namun membuat lisan kita tak henti-hentinya menyenandungkan istigfar dan terus mengingat Allah dalam setiap helaan nafas, maka bisa jadi azab itu berubah menjadi nikmat yang akan meringankan hisab kita di yaumil kiyamah kelak. Maka kepada Allah lah kita memohon agar senantiasa dikaruniai hati yang diliputi rasa syukur & sabar atas setiap kejadian yang menimpa. Wallahu a’lam bishawwab.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment