Bercanda dengan Indah

Bercanda dengan Indah

Hijrah Kekinian di Zaman Milenial | Suaramuslim.net
Ilustrasi 3 orang remaja yang sedang tertawa.

Suaramuslim.net – Bercanda sesekali dapat menjauhkan diri dari stres, dapat menjadikan hubungan menjadi lebih akrab (termasuk meningkatkan kemesraan pasangan suami-istri), menjadikan pidato/ceramah/kuliah menjadi tidak membosankan. Artinya, selama tidak berlebihan, tidak porno, dan tidak menyakiti hati seseorang, bercanda diperbolehkan.

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam juga pernah bercanda kepada seorang wanita tua bahwa di surga tidak ada orang tua, hal itu menjadikan si wanita tua yang minta didoakan masuk surga menjadi menangis tersedu-sedu. Namun, kemudian beliau menyatakan bahwa di surga semua wanita akan dijadikan muda kembali, sehingga tidak lagi nenek-nenek. Bercanda yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah bercanda yang indah karena disampaikan dengan ilmu dan kebenaran.

Berikut adalah beberapa canda yang sungguh menarik untuk disimak. Bersumber dari ’Blessing in Disguise’ oleh Dr Khalid Umar al-Disuqi:


Seseorang mengaku Nabi, Sultan pun memerintahkannya agar dihukum berat. Tidak berapa lama kemudian, ada orang lain yang mengaku sebagai Tuhan. Sultan bertanya keheranan, ”Mengapa engkau masih berani mengaku sebagai Tuhan? Bukankah barusan kami menghukum orang yang mengaku Nabi?”

Orang itu menjawab, ”Baguslah bila begitu Sultan, karena aku tidak pernah mengutusnya.”

(Penipu yang konsisten)


Seorang laki-laki mengontrak rumah. Ketika ditempati, ia mendapati kayu atap rumah banyak yang berbunyi. Masalah pun kemudian disampaikan kepada pemilik. Si pemilik berkata, ”Jangan takut, kayu-kayu itu sedang bertasbih kepada Allah.”

Si pengontrak pun berkata, ”Bukan itu yang aku takutkan. Aku hanya khawatir kayu-kayu itu diambil oleh Yang Maha Kuasa, lalu bersujud kepadaku….”

(1-1, ilmu vs ilmu)


Seorang yang suka makan berkata kepada Al Asmu’i, ”Mengapa engkau tidak mengundangku di resepsimu?” Al Asmu’i menjawab, ”Karena pencernaanmu terlalu baik dan cepat menelan. Habis menelan makanan, aku harus menyediakan makanan lain bagimu.”

Orang itu menyela, ”Apakah engkau ingin aku shalat dua rakaat dulu sebelum menelan makanan lagi?”

(Resep biar makan tidak terlalu cepat nih…)


Seorang laki-laki yang dianggap suka berbicara berlebihan, dicemooh oleh salah seorang kawannya. Ia bilang, ”Banyak orang mencemoohmu…”

Laki-laki itu berkata, ”Oh, kalau begitu, jika engkau mendapatiku bicara berlebihan, tolong ucapkan ‘Subhanallah’, supaya aku sadar.”

Suatu ketika di suatu majelis, laki-laki itu berkata, ”Aku telah membangun masjid sepanjang 1000 meter.” Mendengar hal itu sang kawan mengingatkan, ”Subhanallah!”

Orang-orang yang hadir kemudian bertanya, ”Berapa luasnya?”

Laki-laki itu menyadari peringatan kawannya menjawab singkat, ”Satu meter.”

Orang-orangpun keheranan, ”Mengapa sesempit itu?”

Laki-laki itu menoleh pada kawannya seraya berkata, ”Jawab deh olehmu… Kamu telah mempersulit aku, maka Allah pun mempersulitmu..”

(Mengingatkan malah kena sendiri…)


Seorang lelaki Badui duduk di sebuah jamuan makan para pembesar. Seekor anak kambing dihidangkan. Laki-laki Badui buru-buru menyantapnya. Menyaksikan hal itu, seorang amir (pemimpin) menegurnya, ”Kulihat engkau menyantap anak kambing itu tergesa-gesa, seakan ibunya hendak menandukmu.”

Laki-laki Badui membalas, ”Dan kulihat engkau begitu mengasihinya, seakan ibunya hendak menyusuimu…”

(1-1, sindiran vs sindiran)

Semoga kita dapat selalu membahagiakan orang lain tanpa menyakiti yang lain. Aamiin.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment