Berkaca pada Peradaban Islam Andalusia

Berkaca pada Peradaban Islam Andalusia

Berkaca pada Peradaban Islam Andalusia

Suaramuslim.net – Semenanjung Iberia sebelum Islam datang, silih berganti dikuasai oleh berbagai  bangsa dari benua Eropa dan berbagai  macam ras kebudayaan. Kaum Muslim dari Bangsa Arab dan Barbar memasuki Iberia pada tahun 711 M,  kemudian menaklukkan hampir seluruh semenanjung  Iberia dan sekitar 750 tahun lamanya berkuasa secara merdeka di wilayah yang kemudian disebut dengan nama Andalusia atau Al-Andalus dalam bahasa Arab.

Reconquista (perebutan semenanjung Iberia oleh kerajaan-kerajaan Kristen), yang  baru  selesai pada tahun 1492 M, dengan ditandai jatuhnya sebuah wilayah yang bernama Granada. Berdirilah kerajaan Spanyol setelah kejatuhan penguasa Muslim di Iberia. Inkuisisi terjadi pada masa itu, dimana orang Yahudi dan Islam yang menolak masuk Kristen dibunuh atau diusir dari Negara tersebut. Menurut beberapa sumber, penduduk asli yang beragama Yahudi semakin kehilangan hak-hak mereka di bawah kekuasaan monarki Kristen dan para uskup memberikan dukungan kepada pasukan Muslim.

Penaklukan kaum Muslim atas Iberia terjadi pada masa Dinasti Umayyah, antara tahun 710-711 M. Penaklukan yang dikomando oleh Thariq bin Ziyad  tersebut  beranggotakan  orang-orang Barbar dari barat laut Afrika yang berlabuh diselat Gibraltar pada tahun 711 M. Menurut catatan sejarah, ada  empat  macam sifat ekspedisi militer Muslim ke semenanjung  Iberia. Pertama, kekuatan militer Muslim dikirim untuk membantu salah satu pihak yang sedang terlibat dalam perang saudara, dengan harapan dapat menjadi sekutu di masa yang  akan datang. Kedua, kampanye  militer itu dilakukan sebagai suatu pasukan pengintai/perintis untuk melihat kekuatan militer kerajaan Visigoth. Ketiga, kampanye militer tersebut merupakan gelombang pertama  invasi, tetapi dalam skala penuh. Keempat, pengiriman  pasukan tersebut  adalah  suatu  ekspedisi  militer besar dengan tanpa adanya tujuan strategis secara langsung.

Masa kejayaan Muslim di semenanjung Iberia berada pada masa kekhalifahan Cordoba.  Pada masa ini perkembangan ekonomi dan budaya sangat maju, terutama di bidang perdagangan. Revitalisasi industry dilakukan, antara lain industry tekstil, keramik, kaca, logam, dan pertanian. Para khalifah memberikan perhatian khusus pada pembangunan masjid-masjid. Salah satu masjid  yang  mendapat  perhatian besar adalah  Masjid  Besar Cordoba (The Great Mosque) atau disebut juga Mezquita. Selain itu Cordoba juga menjadi pusat   intelektual Andalusia dan bahkan Eropa, sehingga memunculkan banyak ahli di bidang sains,  sejarah, geografi, filsafat, bahasa dan cabang-cabang keilmuan lainnya.  Singkat  kata,  Andalusia pada masa itu menjadi pintu gerbang bagi pengaruh Timur terhadap bangsa Eropa.

Namun kekhalifahan itu akhirnya terpecah karena adanya perang saudara antara keturunan  khalifah terakhir yang  sah, Hisyam II, dan para pengganti perdana menterinya, al-Mansur dan bertahan hingga tahun 1031 M, setelah itu kekhalifahan Cordoba pecah menjadi beberapa    kerajaan Tha’ifah (kecil) yang merdeka. Komunitas Muslim terpecah-belah akibat pertikaian antar suku, juga terjadi peningkatan ketegangan rasial antara orang-orang Arab dan Barbar.

Kekuatan yang semakin kecil dan kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan Muslim, menyebabkan berakhirnya kekuasaan Islam secara perlahan di Andalusia. Banyak faktor yang mempengaruhi runtuhnya kekhalifahan Muslim di Andalusia, antara lain terpecahnya kekhalifahan menjadi kerajaan-kerajaan kecil (thaifah), hal ini menyebabkan semakin melemahkan kekuatan Muslim dari  serangan  kaum  Kristen  Utara.

Faktor kedua yang menyebabkan runtuhnya kekhalifahan Muslim di Andalusia adalah adanya  perpecahan  etnis  di  tubuh  militer.  Hal  ini  terjadi  karena semangat etnis kesukuan lebih besar sehingga loyalitas pada etnis tinggi dan mengesampingkan  kesatuan  pasukan  dalam  kekhalifahan.  Kemudian  faktor yang  ketiga  adalah  masih  adanya  beberapa  daerah  yang  belum  diduduki sepenuhnya oleh penguasa Muslim, sehingga memudahkan musuh menguasai  daerah-daerah kekuasaan Muslim dari  sisi  wilayah  yang  masih menjadi pusat  Kristen di Andalusia.

Faktor  terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah munculnya krisis kepemimpinan,  sehingga beragama Islam bagi  pribumi  Andalusia tidak menjadi daya tarik bagi  rakyat  sebagai dasar pemersatu. Sementara itu di sisi lain, pembangunan fisik untuk keindahan   kota dan peningkatan ilmu pengetahuan yang terlalu serius melalaikan pembangunan bidang   perekonomian yang berkorelasi positif terhadap persatuan. Sistem peralihan kekuasaan yang tidak jelas juga sering menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris.

Perjuangan untuk kekuasaan dan ketidak-tsiqah-an sebagian pecahan-pecahan pemimpin  kerajaan kecil di Andalusia terhadap pemimpin yang berkuasa juga berakibat fatal pada terpecah-belahnya diantara kerajaan-kerajaan kecil, sehingga sebagian diantaranya  bersepakat menjadi sekutu musuh.

Bagaimanapun juga, pasca keruntuhan Muslim di Andalusia membawa berkah tersendiri bagi masyarakat setempat. Mengalirnya ilmu pengetahuan dan peradaban Islam Andalusia ke Eropa pada awal abad ke-10 hingga abad ke-13  membawa  perubahan  yang  sangat  besar  bagi  Eropa,  yang  ketika  itu sedang mengalami zaman kegelapan (the dark ages).   Perlahan, tabir kegelapan yang menyelubungi masyarakat Eropa selama berabad-abad mulai terbuka dan mulai menampakkan sinar terang. Bahkan berbagai Universitas abad pertengahan (Medieval  Universities) muncul pada saat itu juga. Diantaranya adalah  Universitas Paris, Universitas Oxford  dan Universitas Cambridge.

Berabad  sudah  masa  kejayaan Islam di kala itu berlangsung, namun kenyataan   yang   pasti bahwa perlahan di Eropa   sekarangpun   sedang terjangkit  wabah yang menghebohkan masyarakat  disana, bahkan  dunia bahwa gaung Islam kini memang banyak mewarnai seluruh aktivitas masyarakat  Eropa,  perlahan  tapi  pasti.  Kejayaan  itu  akan  terukir  kembali. Aamiin.

Oleh: Ratna Yuliati, S.Psi
*Disarikan dari Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment