Suaramuslim.net – Sebagaimana beribadah, bersyukurpun ada caranya. Allah ta’ala berjanji dalam firmannya untuk menambah nikmat bagi orang yang bersyukur. Sementara akan ada adzab untuk yang tidak bersyukur.
Sampai kapanpun, kita tidak akan pernah mampu menghitung nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang sudah kita terima, dengan kalkulator tercanggih sekalipun. Tidur, bernafas, makan, minum, bisa berjalan, melihat, mendengar, dan berbicara, semua itu adalah nikmat dari Allah ta’ala, bahkan buang gas dan bersin pun adalah sebuah nikmat.
Memahami Makna Rasa Syukur
Syukur (Ar’asy-syukr) berarti ucapan, perbuatan, dan sikap terima kasih atau al-hamd berarti pujian). Dalam ilmu tasawuf, beryukur adalah ucapan, sikap dan perbuatan terima kasih kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia-Nya.
Menurut Imam al-Ghazali, wujud syukur kepada Allah ada tiga. Pertama, bersyukur dengan hati. Yaitu mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa segala nikmat yang kita miliki semuanya berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala dan tiada seseorang pun selain Allah ta’ala yang dapat memberikan nikmat tersebut.
Kedua, selain bersyukur dengan hati, bersyukur juga dengan lidah. Mengucapkan secara jelas ungkapan rasa syukur itu dengan kalimat “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah). Kita juga bisa berzikir menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala. Di tiap detak jantung dan hirup nafas, senantiasa mengingat Allah.
Dalam Hadits Qudsi juga disebutkan, “Allah ta’ala berfirman, ‘Aku akan bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku.” (HR. Baihaqi & Hakim).
Berzikir dan bertasbih ini merupakan anjuran bagi setiap muslim. Dalam Al Quran Allah berfirman, “Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QS. Al Ahzab: 42) .
Dengan bertasbih akan selalu mengingatkan kita bahwa Allah lah yang selalu kita agungkan. Dengan berdzikir, tidak akan membuat kita congkak saat menerima banyak nikmat. Dengan berdzikir kita akan membuat kita tidak akan berputus asa atas segala usaha yang kita kerjakan, jika kita gagal.
Amalan Baik, Wujud Rasa Syukur
Yang ketiga, bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu dengan mengamalkan anggota tubuh untuk hal-hal yang baik. Membaca Al Quran sebagai wujud syukur atas kesempurnaan lidah dan suara. Shalat berjamaah tepat waktu dan shalat sunnah sebagai wujud syukur atas kesempurnaan fisik dan kemampuan gerak. Membantu yatim dan dhuafa yang membutuhkan sebagai wujud syukur atas kenikmatan yang dilebihkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan amalan lainnya yang merupakan wujud syukur kepada Allah ta’ala.
Bahkan, kemampuan berfikir pun harus kita syukuri. Bagaimana caranya? Yaitu degan cara berfikir positif dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Berdakwah dan menyampaikan ilmu kepada yang lain.
Inilah bentuk rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sudahkah Anda bersyukur hari ini?
Kontributor: Khoirun Nisa
Editor: Muhammad Nashir