Blue Print Kebangkitan Islam di Indonesia

Blue Print Kebangkitan Islam di Indonesia

Reuni 212: Monumen Peradaban Baru Demokrasi Indonesia
Reuni Akbar 212, 2 Desember 2018 di Monas Jakarta. (Foto: ig @oyi_k)

Penulis: Fahmi Salim

Suaramuslim.net – Niat dan tekad sudah terpasang sejak semalam saat tiba di rumah dari perjalanan dakwah Milad Muhammadiyah ke 106 di Kota Jambi.

Baju dan perlengkapan sudah disiapkan untuk berangkat sebelum Subuh ke Monas membaur bersama lautan massa umat Islam pagi ini 212 2018.

Namun apa daya, pukul 02.30 dini hari saat bangun mendapati kaki kanan saya bengkak antara tumit dan mata kaki sebelah kiri. Ya Allah sulit digerakkan dan sakit rasanya.

Sedih sekali akhirnya urung dapat hadir di Monas pagi ini.
Namun saya mengamati terus pantauan media sosial dan live streaming youtube, dsb.

Luarr biasa.
Umat Islam Indonesia pantas memimpin kebangkitan dunia Islam.

Setelah perjuangan politik, lanjutkan perjuangan ekonomi pribumi yang berdaulat, jihad konstitusi pasal 31-33 UUD 1945, kuatkan pilar sains dan teknologi untuk memajukan bangsa dan negara.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.

Saya optimistis kebangkitan Islam dari Indonesia bukan isapan jempol. Ini salah satu buktinya. Tinggal siapa tokoh-tokoh ulama dan cendekiawan yang merawat dan mengarahkan kebangkitan Islam dari Indonesia ini? Kita memerlukan blue print seperti buku-buku yang ditulis oleh Syekh Yusuf Qardhawi hafizhahullah seputar “Shohwah Islamiyah” (kebangkitan Islam) yang menjadi rujukan aktifis-aktifis Islam di Timur Tengah.

Di sini saya melihat peran para tokoh ulama Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) sangat penting untuk mengawal dan mengarahkan “Shohwah Islamiyah” ini karena selain mumpuni dalam bidang keilmuan masing-masing dan diakui integritas moral dan dakwahnya di tengah umat, juga mewakili kemajemukan mazhab Sunni yang ada berkembang di tanah air.

Ukhuwah Islamiyah harus menjadi asas dan lem perekat bagi lapisan-lapisan umat yang sedang bangkit untuk menjaga “Izzah” dan “Wihdatul Ummah” (persatuan umat) nya.

Para ulama muda Indonesia dari seluruh nusantara harus segera berkumpul merapatkan barisan menyusun blue print kebangkitan Islam dari Indonesia ini. Kalau bukan MIUMI siapa lagi? Kalau bukan kita siapa lagi? Maukah kita singsingkan lengan baju, menyiapkan dasar pondasi kebangkitan Islam sebagai amal jariyah bagi anak cucu kita kelak? Sedekah ilmu nilainya lebih dahsyat dari ibadah salat sunah dan sedekah harta di jalan Allah.

Nashrun minallah wa fathun qorib, wa Basyyiril Mu’minin.

Pekojan, 2 Desember 2018

Akhukum fillah**

*Ketua MIUMI DKI Jakarta
**Opini yang terkandung dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial suaramuslim.net.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment