BNPB: Data Kasus Corona Daerah dan Pusat Tidak Sinkron

BNPB: Data Kasus Corona Daerah dan Pusat Tidak Sinkron

Doni Manardo selaki ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19, foto: BNPB

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) buka-bukan terkait data kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut lantaran data kasus corona tidak sinkron antara pusat dan daerah.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo dalam tayangan YouTube di channel Energy Academy Indonesia seperti dilihat Senin (6/4) menyatakan ia mendapat pertanyaan tentang banyaknya masyarakat yang meragukan data pemerintah.

Ia pun lantas menjawab dengan berbicara soal aplikasi yang sedang dikembangkan.

“Jadi seperti yang slide dua baris terakhir, kan kita sedang membangun Lawan COVID-19 aplikasinya dan aplikasi ini memang kita dapat feeding dari Kemkes memang terbatas datanya. Jadi kita memang belum bisa menghasilkan data yang sangat lengkap atau yang terbuka. Itu salah satu kendala saat ini, tapi kita sudah berusaha melakukannya, salah satunya Lawan COVID itu dan besok akan ada tanda tangan MoU untuk membuka datanya,” jelasnya.

Agus melanjutkan, “Jadi kita mengerahkan banyak tenaga kerja, baik dari sisi BNPB, BPBD maupun dari militer polisi untuk meng-entry data di seluruh daerah, nanti langsung terhubung ke aplikasi dari seluruh Indonesia.”

Kemudian, ia mendapat pertanyaan apakah data selama ini masih ada yang tertutupi. Ia pun membenarkan dengan alasan masih terdapat banyak kendala di lapangan.

“Betul masih banyak yang tertutup karena pertama kan masih banyak problem, misalnya banyak masyarakat yang belum tahu, banyak yang dibully dan sebagainya, itu salah satu kendalanya. Tapi kita akan sedang berusaha keras. Kita tunggu aja pekan ini, kita akan melakukan supaya lebih bagus lagi,” jelas dia.

Sambungnya, ia pun mengaku baru tahu mekanisme Kementerian Kesehatan melaporkan data kasus corona di Indonesia ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ia pun menekankan bahwa keterbukaan data itu sangat penting.

“Saya juga baru tahu juga kalau Kementerian Kesehatan itu setiap hari melaporkan data ke WHO itu nomor, kemudian jenis kelamin kemudian sama umurnya, sama statusnya seperti apa, baru tahu juga kalau ada data-data seperti itu. Memang masih ada kendala seperti itu,” ucap Agus.

“Kita coba selesaikan. Karena ini sangat penting sekali, keterbukaan data itu sangat penting sekali,” imbuh dia.

Lebih lanjut, terkait keterbukaan, ia menyebut masyarakat perlu diedukasi. Menurutnya, orang terinfeksi virus corona bukanlah sesuatu yang hina.

Kemudian, ia  juga mendapat pertanyaan soal adanya kecurigaan masyarakat tentang data daerah dan data pusat yang tidak sinkron.

“Ya memang betul adanya. Saya juga belum tahu kenapa bisa tidak sinkron, tapi kita punya data dua-duanya. Jadi BNPB mengumpulkan data, baik dari sisi daerah laporannya ada juga kita, dari sisi Kemenkes juga kita punya dua-duanya, kita sandingkan. Tapi yang dipublikasi, karena yang jubirnya Pak Yuri, jadi yang publikasi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kita publikasikan,” jelas Agus.

“Tapi di belakang layar kita punya seluruh data. Kita menggunakan juga dengan provider telekomunikasi kita akan track, kita catat seluruh nomor telepon dari kasus positif tadi sehingga kita bisa tahu dengan siapa saja orang ini berhubungan. Jadi kita bisa tahu, tracing-nya kita tahu semua,” imbuhnya.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment