Bunda, Ini Pentingnya Positive Reframing

Bunda, Ini Pentingnya Positive Reframing

Artikel ini disarikan dari program Mozaik Suara Muslim Radio Network, Rabu (16/6/2021).

Suaramuslim.netReframing artinya memperbaiki kembali. Jika kita melakukan positive reframing, berarti kita seperti memperbaiki atau menata sebuah pikiran yang kurang tepat menjadi lebih tepat.

Positive reframing memang sebuah kondisi yang kita buat untuk mengubah pola pikir, dari yang sebelumnya negatif menjadi positif. Dengan positive reframing, kita dapat keluar dari kerangka berpikir masalah, kemudian melompat ke kerangka berpikir solutif.

Praktisi Neuroparenting, Yirawati Sumedi dalam program Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya menyebut reframing ada dua jenis, dibedakan dari segi konteks dan konten.

Konteks reframing adalah ketika kita memindahkan suatu hal dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda sehingga memunculkan makna baru yang lebih positif.

“Seperti jika berpikir, kok saya terlalu kurus ya, dalam konteks ini, kita ubah pola pikir terlalu kurus itu menjadi lebih positif, seperti bisa memakai baju dengan bermacam model dan tidak membutuhkan banyak bahan,” ujarnya pada Rabu (16/6/2021).

“Jadi melihat segala sesuatu dari sisi positifnya,” imbuh psikolog yang akrab disapa Bunda Ira ini.

Kemudian kita berbicara pada meaning reframing atau pada kontennya. Menggali makna lain yang lebih positif dari suatu hal tanpa mengubah kejadiannya.

Salah satu metafora yang sering muncul seperti saat kita melihat gelas yang isinya setengah. Lalu ditanyakan gelas ini setengah penuh atau setengah kosong.

“Jadi konten yang sama, tapi kita memandangnya dengan cara yang berbeda,” jelas Bunda Ira.

Positive reframing sangat dibutuhkan dalam segala situasi. Seperti dengan adanya kondisi Covid 19 saat ini, positive reframing inilah yang seharusnya berperan aktif dalam mindset kita. Agar kita tidak terus mengeluh dengan keadaan yang ada.

Hal pertama yang kita lakukan untuk melakukan positive reframing adalah mensyukuri segala sesuatu dan selalu bersangka baik.

“Setelah itu coba untuk membangun komunikasi, agar ketika ada masalah tidak hanya prasangka dan pikiran negatif yang muncul. Setelah itu lakukankah aksi untuk sebuah solusi,” imbuhnya.

Menurut Bunda Ira, kita tidak bisa mengelak segala kondisi dan fakta yang terjadi, tetapi kita bisa menjadikan kondisi tersebut menjadi bermakna.

Memang tidak segala hal itu terselesaikan dengan reframing semata, namun paling tidak kita bisa berpikir lebih jernih untuk mencari solusi yang lebih tepat.

Targetnya di sini adalah positive thinking, sehingga hal tersebut dapat menularkan semangat baru dalam diri kita.

Kita akhirnya tidak akan cenderung menyalahkan situasi. Dalam hidup ini ada hal yang bisa dikendalikan dan ada yang tidak bisa kita kendalikan.

Fokus dan berpikir positif saja pada hal-hal yang bisa kita kendalikan agar nantinya kita tetap bisa menjaga pikiran dan emosi. Sehingga kondisi menyalahkan diri sendiri apalagi menyalahkan takdir Allah tidak akan terjadi.

 

Kontributor: Sarah Syahida
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment