Menghadapi Kritik Di Media Sosial

Menghadapi Kritik Di Media Sosial

Artikel ini disarikan dari program Mozaik Suara Muslim Radio Network, Senin (14/6/2021).

Suaramuslim.net – Semua manusia bukanlah orang yang sempurna. Sebagai muslimah, kita harus memiliki sikap santun, tidak emosi, dan mampu menerima kritikan.

“Unzhur ma qola wa la tanzhur man qola, lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan,” ujar Ustadzah Siti Fauziah, S.Pd. CBHC, M.Si dalam program Mozaik Suara Muslim Radio Network, Senin (14/6/2021).

Kebaikan berasal dari siapa pun, jelasnya, dan hendaknya kritikan disyukuri sebagai pemicu perbaikan diri dari Allah.

“Perempuan sering kali sensi jika mendengar kritikan. Namun perlu disadari, ketika individu menerima kritikan, itulah saatnya untuk muhasabah dan introspeksi diri,” imbuh edu-parenting coach, founder, dan owner dari Open Mind Coaching and Consulting ini.

Tantangan menjadi pendengar yang baik, kata Ustadzah Fauziah, ialah seseorang perlu berproses dan berlatih untuk diam, mencerna, tidak memutus pembicaraan, serta mengambil hikmah dari apa yang didengar.

Cermati kebenaran dari kritikan yang didengar. Bagaimana sebagai muslimah, seseorang mau membuka diri untuk introspeksi diri dan melihat apakah hal tersebut benar terjadi pada diri kita.

“Lalu fokus pada nilai positif dan mencari solusi untuk memperbaiki diri. Tanpa disadari, ada orang yang ingin mengubah diri kita menjadi lebih baik,” jelasnya.

Bagaimana cara bersikap bila seorang guru yang mengkritik di media sosial?

“Kembali lagi pada adab. Sebaiknya masukan atau kritik tidak disampaikan terlalu terbuka karena kritik merupakan salah satu aib,” ungkapnya.

Apabila pengkritik merupakan orang-orang yang tidak bisa dibantah, sebaiknya seseorang menghindari silang sengketa atau saling menyerang untuk membersihkan nama pribadi.

Polemik ini dapat diakhiri dengan silaturahmi karena kesalahpahaman bisa jadi timbul karena jarang bertemu, hanya mendapat kabar dari orang lain lalu dirangkai sendiri.

Menurut Ustadzah Fauziah, kritikan di media sosial tidak usah dijawab, karena jawaban yang kita berikan bisa jadi makin membuat suasana jadi tidak kondusif.

“Jawaban yang diutarakan lewat tulisan sangat terbatas, maka dari itu diperlukan silaturahmi tatap muka untuk memperjelas,” pungkasnya.

 

Kontributor: Denisa Naura
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment