Buntut Cuitan Zaky, Dari Tagar #UninstalBukaLapak Hingga #DukungBukaLapak

Buntut Cuitan Zaky, Dari Tagar #UninstalBukaLapak Hingga #DukungBukaLapak

Ilustrasi CEO Bukalapak, Achmad Zaky. Ilustrator: Ana Fantofani
Ilustrasi CEO Bukalapak, Achmad Zaky. Ilustrator: Ana Fantofani

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Warganet sedang ramai memperbincangkan cuitan CEO Buka Lapak Ahmad Zaky di Twitter pribadinya.

Zaky mengatakan bahwa anggaran dana riset dan pengembangan (R&D) Indonesia sangat rendah dibandingkan negara-negara lainnya.

“Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kayak gini (2016, In USD)” tulis Zaky melalui akun Twitternya @achmadzaky, Selasa (13/02) malam.

Zaky menuliskan bahwa negara Indonesia memiliki dana anggaran yang kecil untuk riset dan pengembangan. Zaky menulis dari beberapa negara lainnya, Indonesia berada di posisi 43 dengan dana anggaran 2 B jauh dibandingkan Amerika (511 B) dan Cina (451 B). Bahkan Indonesia kalah dari negara tetangga Malaysia (10 B) dan Taiwan (33 B).

Namun yang membuat warganet, khususnya para pendukung capres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf ramai adalah cuitan Zaky di akhir kalimatnya.

“Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin,” kata Zaky.

Cuitan CEO Buka Lapak Achmad Zaky

Warganet yang merupakan pendukung Jokowi menganggap Zaky menginginkan presiden baru selain Jokowi. Warganet kemudian ramai-ramai mencuitkan tagar #UninstalBukaLapak.

Dari pantauan SMNET, hingga Jum’at (15/02) pagi, tagar #UninstalBukaLapak sudah mencapai 35 ribu tweet.

Namun, para pendukung unicorn karya anak negeri tersebut juga tidak mau kalah. Mereka melakukan cuit tandingan dengan tagar #DukungBukaLapak di Twitter.

Hingga berita ini diturunkan, cuitan #DukungBukaLapak sudah mencapai 29 ribu tweet.

Achmad Zaky sendiri sudah mengklarifikasi cuitannya di Twitter. Menurut Zaky cuitannnya tersebut tidak bermaksud untuk menyerang siapa-siapa. Ia hanya menyayangkan betapa rendahnya anggaran yang dialokasikan pemerintah Indonesia untuk biaya riset dan pengembangan.

“Tujuan dari tweet saya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, kita perlu investasi di riset dan SDM kelas tinggi. Jangan sampai kalah sama negara-negara lain,” katanya pada Kamis (14/02) melalui akun Twitter pribadinya.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment