Suaramuslim.net – Banyak orang merasakan hal ini, yakni tidak mudah menghadapi kritik yang diberikan orang lain pada kita. Terlebih bila kritik tersebut sangat tajam dan pedas. Namun tidak sedikit juga yang dapat berlapang dada menerima kritik.
Lalu, muncul sebuah pertanyaan, “Bagaimana cara seseorang bisa menerima kritikan dengan tetap tenang dan tersenyum?”
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu dikelilingi banyak individu lain di sekelilingnya. Dari sana, terbitlah pujian dan kritikan yang disampaikan orang lain pada kita.
Tidak masalah jika pujian, meskipun tetap ada pujian yang harus diwaspadai bila dilihat dari perspektif Islam.
Permasalahan terletak apabila kritik disampaikan dengan nada serta kalimat yang tidak enak.
Ustadzah Siti Fauziah S.Pd CBHC M.Si dalam program Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya menyatakan bahwa banyak individu yang memunculkan pertahanan diri dan ego sehingga menolak fakta dari kritik yang diberikan.
“Kita tidak bisa menyortir orang-orang yang ada di sekitar. Yang bisa dilakukan adalah mengontrol diri. Bagaimana kita menyikapi kritikan dan tidak menjadi pribadi yang narsistik,” paparnya (7/6/2021).
Pribadi narsistik yang dimaksud adalah kebiasaan mengagungkan diri sendiri sehingga tidak mau menerima masukan orang lain.
Sifat ini dapat menjadi hal berbahaya bila orang yang mengkritik kita sebenarnya sayang, namun belum bisa memilih kata-kata yang baik dalam penyampaiannya.
Selaku edu-parenting coach, founder, dan owner dari Open Mind Coaching and Consulting, Ustadzah Fauziah menekankan bahwa dengan bermacam karakter, tiap individu pasti memiliki respons berbeda.
Solusi yang bisa diterapkan adalah kemauan beradaptasi dengan lingkungan, baik bagi si terbuka, si tertutup, si pendiam, dan si cerewet.
Respons seseorang menerima kritikan juga dipengaruhi dari kondisi hati. Ketika sedang senang, kritik bisa diterima dengan senyum. Ketika kondisi hati sedang tidak sehat, sensitif, kritikan yang didengar dapat menyebabkan sakit hati.
Beberapa tips diberikan oleh Ustadzah Fauziah terkait menghadapi kritikan yang datang tiba-tiba:
- Jangan melibatkan emosi, jangan dulu dibawa masuk dalam hati.
- Tersenyum.
- Pilah kritikan membangun dengan yang hanya omongan saja. Izinkan kritik yang membangun masuk dalam pikiran, dan langsung tolak kritikan yang “nggak kita banget”.
“Kritik berbeda dengan mengingatkan. Biasanya, kritik lebih berkomentar tentang penampilan fisik, dan disampaikan dengan bahasa yang tidak baik. Sedangkan mengingatkan biasa dimulai dengan pertanyaan, seperti ‘sudah shalat?’ ‘kok hari ini tidak pakai kerudung?’” jelas Ustadzah Fauziah.
Patokan utama agar tidak terombang-ambing dengan berbagai macam kritikan adalah apa kata Allah dan Rasul. Apabila menurut firman Allah dan sunnah Rasul tindakan kita benar, abaikan saja kritikan yang hadir.
“Di luar itu, dengar apa kata suami atau anjuran orang tua. Jika menurut beliau tindakan kita sudah sesuai dan diizinkan olehnya, maka percaya dirilah,” tutupnya.