Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan

Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan

Ilustrasi pemimpin laki-laki dan perempuan. Ils: Pixabay.com

Suaramuslim.netJiwa kepemimpinan memang harus dilatih sejak dini. Tidak banyak orang yang terlahir secara alami dengan jiwa kepemimpinan, itulah sebabnya banyak orang berjuang dan melatih diri mereka untuk menjadi pemimpin handal.

Bahkan mereka yang terlahir secara alami dengan jiwa kepemimpinan pun, mereka perlu melatih dan mengasah kepemimpinan yang terpendam dalam diri mereka agar terbangun dan menjadi kuat.

Jiwa kepemimpinan dalam diri seorang pemimpin bertujuan untuk fokus menggapai keinginan dan tujuannya, bahan evaluasi diri, mampu untuk menghadapi risiko serta dapat menguasai diri.

Setelah kita mengetahui banyak sekali macam psikologi mulai dari psikologi perkembangan, psikologi olahraga, psikologi sosial, psikologi faal, psikologi forensik, psikologi industri dan organisasi, psikologi pendidikan, psikologi eksperimen dan psikologi yang lain.

Pada kesempatan kali ini, suaramuslim.net akan membahas tips menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Apa saja?

1. Pahami diri sendiri

Kebanyakan orang justru mudah sekali menilai orang lain tanpa sadar akan diri mereka sendiri. Orang-orang seperti itu hanya bisa melihat orang lain, tapi takut melihat diri sendiri. Dengan sifat seperti itu kamu tidak bisa membangun jiwa kepemimpinanmu.

Sebaiknya kamu memahami diri sendiri sehingga kamu dapat mengetahui seberapa kemampuan dan kekurangan apa yang kamu miliki.

2. Percaya kemampuan diri sendiri

Seorang pemimpin tentunya sangat percaya diri dengan kemampuannya. Nah, untuk itu sebaiknya kamu memahami dan percaya akan kemampuan yang kamu miliki. Jangan takut atau malu untuk bertindak dan jangan ragu untuk mengambil kesempatan yang ada.

3. Berani mengambil risiko

Dalam dunia kepemimpinan terdapat 3 aspek penting yaitu sasaran, risiko dan konsekuensi. Sasaran seorang pemimpin haruslah jelas agar upaya yang dilakukan dapat mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Setelah menentukan sasaran yang jelas, selanjutnya adalah berani mengambil resiko.

Terkadang ketika kita melakukan sebuah upaya untuk mendapatkan sesuatu, tak jarang kita harus melakukan dengan cara yang dapat menghasilkan sebuah risiko. Untuk itu, demi sebuah tujuan, risiko apapun harus diambil agar tujuan kita dapat terwujud.

4. Menjadi orang yang inovatif

Berpikir inovatif berarti berpikir tentang cara yang efektif dan efisien yang belum pernah dilakukan orang lain saat menghadapi suatu persoalan yang sama.

Pemimpin harus bisa memiliki pemikiran seperti ini agar dapat mengelola perusahaan yang ia pimpin dengan metode-metode baru dan tak hanya itu-itu saja. Pemikiran ini bisa didapat jika pemimpin mau belajar hal-hal baru.

5. Terbuka terhadap orang lain

Terbuka terhadap orang lain berarti kita bisa berinteraksi baik dengan orang lain. Kita tidak perlu memaksakan kehendak kita sendiri, tetapi kita harus melihat kehendak orang lain juga.

Selain itu, kita juga harus mau menerima saran atau kritikan yang diberikan orang lain kepada kita. Jika kita terbuka terhadap orang lain, maka orang lain juga akan sebaliknya. Jika kita tertutup terhadap orang lain, maka orang lain akan menganggap kita sombong.

Maka dari itu, dengan terbuka terhadap orang lain, jaringan pertemanan yang kita miliki juga akan semakin luas.

6. Bersikap tegas

Sikap tegas sangat penting dalam melakukan berbagai hal. Kita tidak boleh ragu-ragu ataupun takut dalam melakukan sesuatu. Jika yakin kita harus lakukan segera, jika tidak yakin jangan dilakukan. Sikap tegas ini akan membuat kita lebih mudah dalam bertindak.

Yang paling penting adalah kita harus bersikap tegas dulu sama diri sendiri, setelah itu baru sama orang lain. Jangan sampai kita bersikap tegas sama orang lain, tetapi dengan diri sendiri tidak tegas.

7. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab berarti kita mau menerima segala risiko yang kita lakukan. Sikap tanggung jawab identik dengan berani, karena orang beranilah yang mau bertanggung jawab.

Dengan memiliki sikap tanggung jawab, membuat kita tahu apa yang kita lakukan itu benar atau salah. Jika itu salah, sikap tanggung jawab akan mendorong kita untuk lebih baik. Jika kita tidak tanggung jawab berarti kita tidak mau menerima kesalahan yang kita buat. Akibatnya pun kita tidak akan pernah maju.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment