Suaramuslim.net – Manusia yang memiliki sifat kecintaan terhadap istri, anak, duit, kendaraan, sawah ladang dan lain-lainnya merupakan sifat alami yang dimiliki oleh setiap manusia. Hal ini telah dijelaskan Allah dalam surat Ali Imran ayat 14,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran: 14).
Perhatikan ayat tersebut, di dalamnya dijelaskan bahwa tidak ada larangan mencintai dunia, karena itu adalah naluriyah manusia. Namun coba Perhatikan hadis ini,
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278)
Ternyata menurut hadis tersebut, cinta dunia dan takut mati adalah penyakit Wahn yang membuat lemah jiwa mukmin jika terjangkiti. Nah, Apakah semua sifat cinta dunia dan takut mati itu menjadi penyakit Wahn?
Cinta dunia itu ada dua:
- Yang boleh bahkan dianjurkan selama tidak menjadikan sebagai tujuan hidup. Seperti diungkapkan dalam surat Ali Imran ayat 14, Cinta sama istri, anak-anak, cinta sama pekerjaan. Inilah cinta yang halal. Bukankah itu semua dunia?
2. Cinta dunia yang terlarang , yaitu;
a. Karena haram, atau berdekatan dengan yang haram. Misal; mencintai istri tetangga, mencintai harta yang bukan haknya.
b. Karena tidak memberikan haknya. Cinta terhadap harta dengan tidak bersedekah. Takut berkurang. Inilah yang disebutkan oleh Allah dalam surat Al Humazah ayat 2-3;
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ
Artinya: “..yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung..”.
c. Mengalahkan perintah Allah lainnya.
وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا
Artinya: “… dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan..”. (QS. Al Fajr: 20).
Takut mati pun juga dibagi menjadi dua;
1. Takut mati sebagai naluri Survival (pertahanan). Ini harus ada pada kita , lihat hadis dari Aisyah dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
« مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ أَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ « لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ »
“Barangsiapa suka berjumpa dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya. Sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci perjumpaan dengannya.” Kontan ‘Aisyah berkata, “Apakah yang dimaksud benci akan kematian, wahai Nabi Allah? Tentu kami semua takut akan kematian.” Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– lantas bersabda, “Bukan begitu maksudnya. Namun maksud yang benar, seorang mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat, keridhoan serta surga-Nya, ia suka bertemu Allah, maka Allah pun suka berjumpa dengan-Nya. Sedangkan orang kafir, jika diberi kabar dengan siksa dan murka Allah, ia pun khawatir berjumpa dengan Allah, lantas Allah pun tidak suka berjumpa dengan-Nya.” (HR. Muslim no. 2685).
Perhatikan hadis diatas, rasa takut mati itu alami dan itu sah ada pada setiap manusia.
2. Adapun takut mati yang menjadi penyakit Wahn, yaitu takut mati karena kecintaan yang berlebihan kepada dunia.
Takut mati, yang menyebabkan tergadainya aqidah dan ajaran islam karena khawatir kekuasaan dan kedudukan tidak dimilikinya. Inilah takut mati yang menyebabkan lemah jiwa bagi siapapun yang terjangkit penyakit tersebut.
So…kenapa harus takut mati untuk memperjuangan agama, kalau kita pasti mati. Kenapa takut mati kalau kematian bagi kita adalah keniscayaan. Kalau kematian membuat kita mulia di sisi-Nya, kenapa harus takuut. Wallohu ‘Alam