Dewan Dakwah: Rawat Indonesia Dengan Dakwah

Dewan Dakwah: Rawat Indonesia Dengan Dakwah

Dewan Dakwah: Rawat Indonesia Dengan Dakwah
Rawat Indonesia Dengan Dakwah (Foto: Istimewa)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Menurut BPS setidaknya ada 1.340 suku bangsa di seluruh Nusantara. Sekitar 10.000 jiwa di antaranya adalah warga suku terasing. Keterasingan, ketertinggalan, keterpencilan, kemiskinan, kebodohan, berjalin kelindan dengan kemiskinan spiritual. Akibatnya, penduduk di daerah-daerah seperti itu rawan keselamatan akidahnya.

Keterasingan, ketertinggalan, keterpencilan, kemiskinan, kebodohan warga perbatasan juga membahayakan keutuhan NKRI. Hal tersebut adalah faktor yang melatari berdirinya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia pada 26 Februari 1967 oleh Founding Fathers NKRI.

Demikian seperti disampaikan Ketua Bidang Dakwah Dewan Dakwah Ustaz Misbahul Anam dalam “Public Expose Program Dakwah Nasional 1439 H” oleh Dewan Dakwah Pusat dan LAZNAS Dewan Dakwah di Gedung Menara Dakwah, Jl Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (26/5) sore.

“Di antara fungsi Dewan Dakwah yaitu mengawal Akidah dan mendukung keutuhan NKRI. Karena itu, sejak awal didirikan, Pak Natsir Allahu Yarham konsentrasi untuk mengirim dai ke pedalaman,” tutur Misbah.

Program penempatan dai, lanjut Misbah, semakin berkembang dengan didirikannya lembaga pendidikan kader dai yang meliputi jenjang D2 (diploma 2 tahun) yang diselenggarakan Akademi Dakwah Indonesia (ADI).

Hingga 2018, sudah berdiri ADI antara lain di Aceh, Sambas Kalbar, Batam Kepri, Metro Lampung, Bandung Jabar, Sukabumi Jabar, Serang Banten, Bukittinggi Sumbar, dan Kupang NTT.

“1.200 jejaring dai Dewan Dakwah yang dikirim sejak era Pak Natsir mengelola ADI. Mereka juga akan melakukan perekrutan untuk memperkuat jaringan di bawahnya. Melalui ADI, kami berharap terbentuk regenerasi dai lokal yang dapat menyesuaikan kultur daerahnya,” tandasnya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir Ustaz Dwi Budiman memaparkan, para dai terpilih dari berbagai daerah setelah menempuh D2, mereka dapat mengikuti jenjang S1 (strata 1 selama 4 tahun) yang diselenggarakan STID Moh Natsir di Tambun, Jawa Barat.

“Ada dua hal yang kami pastikan pada diri dai. Yaitu komitmen dakwah dan akhlak sebagai seorang dai. Sehingga, komitmen dakwahnya benar-benar kami pastikan ketika perekrutan,” kata Dwi.

Guna memantapkan ilmu dan pengalaman dai sebelum diterjunkan ke pedalaman selama 2 tahun wajib, lebih dari seratus dai mendampingi masyarakat guna memakmurkan Ramadhan di pedalaman Aceh hingga NTT.

“Selama Ramadhan, kuliah diliburkan. Karena Ramadhan momentum yang sangat baik untuk mereka berdakwah. Sekalipun ini latihan, tapi seperti pilot membawa pesawat. Jadi harus benar-benar serius,” tukasnya

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment