Dewan Pers: Jangan Sampai Media Jadi Oksigen Terorisme

Dewan Pers: Jangan Sampai Media Jadi Oksigen Terorisme

Dewan Pers: Jangan Sampai Media Jadi Oksigen Terorisme
Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo (Foto: Suaramuslim.net/Ali Hasibuan)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Dewan Pers mengingatkan media agar tidak menjadi oksigen dari maraknya aksi terorisme. Karena, menurut Dewan Pers salah satu target dari teroris adalah menyebar ketakuan, sehingga para pelaku teror akan senang apabila aksi-aksinya diberitakan secara besar-besaran.

“Teroris ini dianggap berhasil kalau kemudian pemberitaannya besar, kita tau bahwa tindakan terorisme kalau tidak mendapat publikasi dari media maka perbuatannya dianggap tidak berhasil, orang juga tidak akan akut,” ujar Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertajuk ‘Cegah dan Perangi Aksi Teroris’ di Gedung Serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (16/5).

Selain itu, ucap Yosep, telah banyak penelitian di luar negeri yang mengaitkan antara peran pemberitaan media dengan aksi teror itu sendiri.

“Tahun 2000-an sudah muncul tulisan orang dalam bentuk jurnal terutama di luar negeri, dan yang menjadi topik penelitian paling banyak itu di kasus IRA di Irlandia. Dari laporan itu ditemukan, kalau terjadi tindak terorisme satu kali, kemudian media banyak melakukan peliputan, itu biasanya akan dikuti tindakan teror susulan, ” Jelas Yosep.

“Almarhum Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher pernah mengatakan bahwa media adalah oksigen di dalam terorisme. Terorisme itu kalau kita lihat ada kaitan dengan media itu adalah unsur faktor kejutnya, dan efek menggetarkan, yang bisa membuat efek ini adalah media. Itu menimbulkan efek mencekam untuk masyarakat,”” tambahnya lagi.

Kendati demikian, Yosep tidak ingin menyalahkan media karena memang tugas media adalah meliput peristiwa dan media telah dilindungi oleh undang-undang. Namun menurut Yosep, media juga harus fair dalam pemberitaan sesuai porsinya.

“Makanya media tidak boleh overdosis dalam pemberitaan ketika ada kejadian terorisme,” jelasnya.

Yosep mencontohkan salah satu bentuk berlebihan dalam pemberitaan adalah kasus dugaan tas yang berisi bom di gereja Santa Ana di Duren Sawit beberapa waktu yang lalu.

“Harusnya media sebelum memberitakan diklarifikasi terlebih dahulu, jangan langsung diberitakan,” katanya.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment