COX BAZAR (Suaramuslim.net) – Para pengungsi Rohingya di Bangladesh menolak pulang ke kampung halaman mereka di provinsi Rakhine (Arakan) Myanmar. Mereka bersedia pulang dengan syarat pemerintah Myanmar mengakui etnis Rohingya.
Delegasi Myanmar diketahui mengunjungi kamp-kamp pengungsian Rohingya di daerah Cox Bazaar pada Sabtu dan Ahad (27-28 Juli 2019).
Ini merupakan kali kedua pejabat Myanmar datang untuk meyakinkan para pengungsi agar mau pulang setelah sebelumnya ditolak pada Oktober lalu.
Delegasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri Myanmar, Myint Thu mengadakan pertemuan dengan 35 pemimpin Rohingya.
Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin Rohingya mengatakan bahwa mereka ingin diakui oleh Myamar sebagai kelompok etnis dengan hak kewarganegaraan sebelum kembali.
“Kami memberi tahu mereka bahwa kami tidak akan kembali kecuali diakui sebagai etnis Rohingya di Myanmar,” kata Dil Mohammed, salah satu pemimpin Rohingya yang turut serta dalam pertemuan tersebut.
Mohammaed juga mengatakan mereka tidak akan kembali ke Myanmar kecuali tuntutan keadilan, perlindungan internasional dan kemampuan untuk kembali ke desa dan tanah asli mereka terpenuhi.
“Kami menginginkan kewarganegaraan, kami menginginkan semua hak kami. Kami tidak mempercayai mereka. Kami akan kembali hanya jika ada perlindungan internasional,” ujarnya.
Pada 2017, operasi militer Myanmar dengan dalih melawan gerilyawan, menyebabkan lebih dari 700.000 Muslim Rohingya terusir ke Bangladesh. Mereka rela tinggal di kamp-kamp kotor karena takut penganiayaan lebih lanjut jika kembali.
Penyidik PBB menyatakan, operasi yang dilakukan oleh militer Myanmar tersebut termasuk pembunuhan dan pemerkosaan massal, pembakaran, serta eksekusi dengan tujuan pembersihan etnis.
Sumber: Reuters