SURABAYA (Suaramuslim.net) – Bank Indonesia menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa 2021 sebagai bentuk komitmen untuk mendukung perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
FESyar Regional Jawa 2021 kali ini mengusung tema “Sinergi Membangun Ekonomi Syariah Melalui Digitalisasi untuk Pemulihan Ekonomi.”
FESyar Regional Jawa diselenggarakan secara hybrid pada 27 September – 2 Oktober 2021 dan merupakan rangkaian kegiatan menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8.
Dalam FESyar terdapat berbagai acara seperti seminar, konferensi, dan pameran yang mempertemukan UMKM dengan pengusaha bisnis. Tujuannya adalah untuk menggerakkan ekonomi syariah di Jawa Timur.
“Acara ini digelar agar ada bussiness matching antara pengusaha dan pebisnis, harapannya akan menjadi jembatan bagi para UMKM untuk mengembangkan pasarnya di masa pandemi. Salah satu hal menarik dari Fesyar ini yaitu di sini juga dikenalkan usaha-usaha dari pesantren,” papar Dr. Imron Mawardi, S.P., M.Si. ekonom dari Univesitas Airlangga.
Salah satu dari yang diunggulkan dari FESyar adalah Halal Value Chain. Ada enam sektor dalam ekonomi syariah, yakni halal food, halal tourism, media dan hiburan, fashion, farmasi, kosmetik, dan keuangan.
Halal Value Chain merupakan upaya terintegrasi industri mulai dari input, produksi, distribusi, pemasaran, dan konsumsi. Indonesia punya sumber daya alam yang begitu besar.
“Jika kita ingin ekonomi syariah itu jadi suatu kekuatan di Indonesia, artinya produk-produk yang merupakan konsumsi penduduk Islam di Indonesia perlu ditingkatkan lagi, saat ini Indonesia sudah masuk 10 besar di halal tourism dan keuangannya, yang lainnya belum,” ujar Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah ini dalam talkshow Ranah Publik Suara Muslim, Kamis (30/9/21).
Imron Mawardi juga menjelaskan jika ingin menjadi pusat ekonomi syariah maka harus memenuhi seluruh aspek. Koordinasi dengan pemerintah akan bisa menjadi awal dari bagaimana kita menciptakan ekosistem halal.
Ekosistem halal tidak hanya produknya saja yang halal tetapi dilihat secara keseluruhan mulai dari apakah pembuatannya merusak lingkungan, karyawan digaji secara layak dan sebagainya.
“Dilihat dari FESyar di tahun 2020 bussiness matching-nya cukup tinggi mencapai 3,5 triliun dan pesertanya rata-rata dari UKM. Harapannya di tahun ini memberikan suatu sinyal yang sangat bagus,” tutup Imron.