Kamu Galau? Tanyakan Dirimu Sendiri Siapakah yang Berkuasa Pada Dirimu

Kamu Galau? Tanyakan Dirimu Sendiri Siapakah yang Berkuasa Pada Dirimu

Kamu Galau Tanyakan Dirimu Sendiri Siapakah yang Berkuasa Pada Dirimu
Ilustrasi laki-laki menunduk memegangi kepalanya.

Suaramuslim.net – Kamu galau? Tanyakan dirimu sendiri siapakah yang berkuasa pada dirimu. Terkadang sulit menemukan jawaban mengapa gangguan senantiasa ada. Kenapa masalah dan konflik sulit diurai. Kenapa selalu ada keinginan berbuat buruk, dan susah berbuat kebaikan. Mari kita lacak siapa yang ‘berkuasa’ dalam diri kita hingga kita terjebak dalam masalah dan kesulitan.

Siapa yang ‘berkuasa dalam diri’ akan berpengaruh terhadap apa yang akan kita perbuat. Diri kita, hati kita adalah medan pertempuran antara ‘pasukan malaikat’ yang mengajak pada kebaikan dan ‘pasukan syetan’ yang tidak lelah mengajak pada keburukan. Jika kamu galau, tanyakan dirimu sendiri siapakah yang berkuasa pada dirimu.

Ujung dari ‘ulah’ syetan ini adalah keburukan, dosa dan neraka. Ibnu Qudamah membuat Ilustrasi seperti ini: Hati ibarat benteng. Sedangkan syetan adalah musuh yang hendak masuk benteng itu dan hendak menguasainya. Benteng tidak akan terlindungi Kecuali dengan menjaga pintu pintunya.

Jadi seseorang tidak bisa mengusir syetan kecuali dengan mengetahui pintu yang dilewati syetan. Pintu masuk ini adalah sifat-sifat manusia, yang bilangannya sangat banyak.

Di antara sifat-sifat buruk adalah hasad/dengki, marah, tamak, tergesa gesa, cinta harta, buruk sangka pada sesama muslim, berbangga diri dengan kelompoknya sendiri, meremehkan saudara muslim, dll. (Minhajul Qashidin, terj., hal 184).

Inilah persoalan seriusnya. Yakni sifat, kondisi batin, kecenderungan hati, kebiasaan, kebiasaan sehari hari, obsesi dalam hidup, cara bersikap, dll.

Persoalan kedua adalah bagaimana kita mengenali dan menyadarinya? ‘Bertanyalah pada buku’ tazkiyah (buku agama). Bacalah tulisan tentang agama. Simaklah ceramah agama. Bertanyalah pada orang-orang terdekat. Temukan sesuatu yang memang perlu dibenahi.

Setelah ketemu, maka yang dilakukan adalah, mengakui kesalahan tanpa alibi, lapangkan hati untuk berubah dan ‘menanggung’ risiko atas kesadaran diri, meski akan dianggap asing oleh orang lain.

Apa kaitannya dengan zikir/wirid/ruqyah? Ini adalah benteng kokoh yang akan memagari diri dari gangguan-gangguan berikutnya. Zikir atau wirid/ruqyah yang shohih adalah doa kita kepada Allah semata. Berdoalah dengan jujur pada Alloh bahwa kita ingin berubah.

“Jika engkau membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari Setan yang terkutuk” (QS. An-Nahl 98). Membaca Al Quran itu termasuk ibadah. Jika untuk ibadah saja kita harus berlindung kepada Allah, apalagi untuk aktivitas duniawi. Jangan sampai aktivitas kerja atau mencari ilmu terkena gangguan syetan . Mulailah semua aktivitas positif dengan menyebut nama Allah, agar aktivitas kita tidak bergeser menjadi negatif dan membuat jauh dari Allah.

Jadikan ayat-ayat pilihan sebagai zikir pagi dan sore. Rutinlah baca surat Al Fatihah, Al Baqarah 1-5, Ayat kursi, 2 ayat setelah ayat kursi (Al Baqarah 256-257), 3 ayat terakhir Al Baqarah (284-286), surat Al ikhlas, Al Falaq dan An Naas.

Bacalah rutin setiap pagi dan setiap sore. Mohonlah kepada Allah dengan tulus dan penuh harap. Bacalah dengan penuh penghayatan. Resapi dalam hati dan renungi maknanya. Karena Allah tidak menerima doa atau zikir dari hati yang lalai. Jika sudah mampu memaknai doa-doa dan ayat-ayat ini, insya Allah akan memberi ketenangan hati. Yang kemudian Allah akan memberi pikiran dan hati yang tenang. “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar Ra’du 28).

Karena kita yakin dengan kekuasaan Allah bahwa tak ada yang berat jika Allah memberi jalan keluar. Jika hati itu tenang, maka insya Allah kita bisa berpikir jernih dalam mencari jalan keluar yang baik. Jalan keluar yang diridai agama dan jalan keluar yang penuh berkah.

Berhentilah menyalahkan orang lain. Kita ingin berubah menjadi lebih baik. Karena negeri akhirat amat melelahkan bagi yang tidak membawa bekal. Tidak ada yang bisa menolong kita kecuali atas rahmatNya. Bila kamu galau, tanyakan dirimu sendiri siapakah yang berkuasa pada dirimu. Di sanalah kamu akan menemukan apa sebabnya dan bagaimana cara membenahinya.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment