Ganti Puasa atau Puasa Syawal, Mana Dulu?

Ganti Puasa atau Puasa Syawal, Mana Dulu?

Suaramuslim.net – Berpuasa enam hari di bulan Syawal, adalah salah satu sunah Rasulullah SAW yang utama. Dalam hadis riwayat Muslim dan sejumlah imam pengarang Kitab Sunan dari Abu Ayyub al-Anshari disebutkan, bahwa keutamaan berpuasa enam hari tersebut, akan menyempurnakan puasa Ramadhan. Fadilahnya, seperti berpuasa satu tahun penuh.

Pertanyaannya adalah, bolehkah melaksanakan puasa sunat Syawal itu, sementara puasa qadha yang wajib belum ditunaikan?

Guru Besar Fikih Universitas Qassim Arab Saudi, Khalid bin Abdullah al-Mushlih mengatakan lebih baik mendahulukan qadha Ramadhan sebelum berpuasa sunat Syawal. Ada tiga pendapat tentang hal ini, di antaranya:

· Mayoritas Ulama: Tak jadi soal berpuasa sunat Syawal sebelum membayar puasa Ramadhan. Kendati dalam kubu ini ada yang mengatakan boleh secara mutlak atau boleh dengan disertai makruh.

· Mazhab Hanafi: Qadha puasa tidak mesti dibayar secara langsung usai Ramadhan. Waktu pelaksanaannya cukup luas. Karena itu, mazhab yang berafiliasi pada Imam Abu Hanifah tersebut membolehkannya mutlak. Ini juga merupakan salah satu riwayat pendapat dari Ahmad.

· Mazhab Maliki dan Syafi’i: Boleh puasa sunat Syawal dulu meski tidak berlaku mutlak. Ada unsur makruh di sana. Ini lantaran berpuasa sunat Syawal berdampak pada kesibukan menjalankan ibadah sunat, sementara puasa qadha tertunda.

Sumber: Republika.co.id

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment