Suaramuslim.net – Indonesia adalah negara yang memiliki angka stunting ke-4 tertinggi di dunia. Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 angka prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi yakni 29,6 %. Presentase tersebut lebih tinggi dari batas toleransi stunting yang ditetapkan WHO (World Health Organization) yaitu 20 % atau seperlima dari jumlah keseluruhan balita di negara tersebut. Oleh karena itu, WHO menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk.
Lebih mencengangkan data dari WHO pada tahun 2018, tercatat 7,8 juta dari 23 juta balita Indonesia mengalami stunting. Sementara, dari 35,6% pengidap stunting di Indonesia, sebanyak 18,5% balita masuk dalam kategori sangat pendek, dan 17,1 persen masuk ke kategori pendek.
Stunting, Mungkin istilah tersebut terdengar asing ditelinga masyarakat kita. Sampai saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui apa itu stunting?.
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih di dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun. Salah satu ciri stunting yaitu anak yang memiliki tinggi badan lebih pendek dari anak normal seusianya.
Anak pendek (stunting) dapat diketahui bila seorang anak sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada di bawah normal. Stunting dapat terjadi karena beberapa faktor. Antara lain kurangnya pemenuhan gizi di 1000 hari pertama kehidupan, buruknya fasilitas sanitasi, dan kurangnya kebersihan lingkungan.
Bahkan calon presiden, Prabowo Subianto, mengatakan bahwa saat ini terkait masalah kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak menjadi tumbuh pendek atau stunting, sudah masuk kategori darurat nasional. Indonesia harus mampu mengatasi masalah stunting ini. “Menurut pandangan saya, fenomena ini sudah menjadi skala darurat negara. Ini sudah menjadi darurat nasional,” kata Prabowo.
Stunting berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti kesulitan belajar, kemampuan kognitif lemah, mudah lelah, dan tak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, serta risiko untuk terserang penyakit infeksi lebih tinggi. Stunting juga dapat menimbulkan penyakit degeneratif, seperti penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, dan hipertensi.
Stunting dapat dicegah dengan cara memenuhi gizi ibu hamil, memaksimalkan pemenuhan gizi di 1000 hari pertama kehidupan, pemberian ASI Eksklusif dan MPASI, balita rutin ke Posyandu, memenuhi kebutuhan air bersih, meningkatkan fasilitas sanitasi, dan menjaga kebersihan lingkungan. Pelayanan kesehatan yang baik pada anak akan meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak, baik pelayanan kesehatan ketika sehat maupun sakit.
Selain itu, stunting juga dapat dicegah dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Germas. PHBS dan Germas menjadi pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang baik . PHBS menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.
Terdapat 10 indikator PHBS yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok. Setelah kita membiasakan PHBS, kita juga bisa menerapkan dengan Germas.
Kemenkes menuturkan bahwa Germas menjadi solusi terbaik untuk mencegah stunting. Edukasi kepada masyarakat merupakan langkah yang perlu dilakukan, selain mengedukasi bagaimana cara hidup sehat kepada ibu hamil. Hidup sehat menjadi cara penting untuk mencegah tejadinya stunting dan penyakit lainnya.
Stunting merupakan masalah gizi yang akan berdampak hingga anak berusia lanjut apabila tidak ditangani segera. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa pola hidup sehat merupakan langkah untuk mencegah berbagai penyakit termasuk stunting.
Ingat, Cegah Stunting, itu Penting!