Suaramuslim.net – Belakangan ini kehidupan bergaya syariah kerap menjadi trend di masyarakat. Perubahan ini ditandai dengan maraknya istilah hijrah dan semakin banyaknya muslim yang berhijrah, maraknya perbankan syariah, dan juga fashion mode syariah.
Kemajuan sebuah agama di dalam suatu negeri tidak hanya ditandai dengan semakin banyak jumlah penganutnya saja. Namun, juga bisa di tandai dengan bagaimana nilai-nilai keagamaan itu menjadi gaya hidup.
Di Indonesia, nilai-nilai Islam mulai semakin banyak diadopsi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam aspek perbankan misalnya, saat ini sistem perbankan syariah semakin merebak di masyarakat, baik diwujudkan dalam bank-bank syariah, BMT, ataupun pegadaian yang berbasis syariah. Bahkan, perbankan syariah dianggap sebagai solusi yang dapat memperbaiki sektor ekonomi Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Otorias Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan kepada republika.co.id, bahwa peranan industri keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, sangat penting dalam sektor perekonomian masyarakat saat ini. Dalam siaran pers, OJK menyakinkan, bahwa industri perbankan syariah saat ini sudah sama bagusnya, sama lengkapnya, sama modernnya dengan bank konvensional, dan pastinya syariah lebih berkah.
Menurut OJK per Januari 2017, industri perbankan syariah di Indonesia yang terdiri dari 13 Bank Umum Syariah, 21 Unit Usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional dan 166 BPRS mempunya total aset Rp 356,50 triliun dengan pangsa pasar sebesar 5,13 persen. “Ini sudah awal yang baik,” tutupmya.
Trend Syariah di Berbagai Bidang Mulai Menggeliat
Tak hanya berkembang dari sisi perbankan, tren syariah dalam perkembangan bisnis mulai menggeliat. Tidak hanya terjadi pada bisnis keuangan dan makanan, tetapi juga pada busana, kosmetik, dan pariwisata syariah.
Asisten Deputi Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan Kementerian Koperasi & UKM, Suprapto mengatakan tiga pilar ekonomi syariah adalah sektor riil, lembaga keuangan bebas riba, dan zakat.
“Hadirnya berbagai merk Islami seperti pada busana dan kosmetik merupakan fenomena sebuah tren ekonomi syariah,” katanya mewakili sekretaris Kementerian Koperasi & UKM sebagai pembicara kunci dalam focus group discussion (FGD), pada Republika.
Dia menyebutkan berdasarkan hasil riset Reuters, belanja Muslim global untuk pangan saja mencapai 1,2 triliun dolar AS pada 2014 dan diprediksi akan mencapai 1,58 triliun dolar AS pada 2020. Pasar halal global dan sektor gaya hidup halal termasuk wisata, fashion, media dan rekreasi, obat-obatan, serta kosmetik mencapai 1,8 triliun dolar AS pada 2014. Dia pun mendorong peran ormas Islam, untuk memaksimalkan peluang tersebut. Ini antaralain misalnya, ormas ini bisa menjadi induk koperasi bagi koperasi yang ada di tiap daerah. (muf/smn)