Lima Hal yang Sunah Dilakukan sebelum Salat Idul Fitri
Salat Idul Fitri adalah salat dua rakaat yang dikerjakan setahun sekali oleh umat Muslim. Tepatnya pada tanggal 1 Syawal tahun Hijriyah. Kebiasaan pada hari Idulfitri adalah mereka mau tampil istimewa di hari istimewa. Lantas seperti apakah kesunahan seorang muslim sebelum pelaksanaan salat Idulfitri?
Pertama, sebelum berangkat ke tempat salat, disunnahkan untuk mandi. Dalam kitab Fathul Qarib disebutkan bahwa salah satu mandi yang bernilai sunah adalah mandi pada hari raya Idulfitri.
Kedua, memakai baju yang terbaik. Perlu diingat sebelumnya, bahwa yang terbaik tidak harus baru. Tidak ada paksaan untuk memakai baju baru di hari raya, melainkan Rasulullah mengajarkan untuk mengenakan pakaian terbaik yang kita miliki. Disunnahkan juga memakai perhiasan yang terbaik yang ia punya. Hadis Nabi Muhammad menyebutkan:
Dari Jabir radhiyallahu anhu bahwa Nabi SAW memiliki jubah yang dikenakannya pada saat dua hari raya dan hari Jumat. (HR. Al-Baihaqi).
Ketiga, memakai wangi-wangian. Pada hari itu umat muslim akan bertemu dengan banyak saudara dan tetangga. Sehingga jika membawa aroma harum juga termasuk sedekah, menyenangkan orang yang ditemuinya. Dalam sebuh hadis dari Hasan As Shibti disebutkan:
“Rasulullah memerintahkan kepada kami agar pada kedua hari raya memakai pakaian yang terbagus, memakai wangi-wangian yang terbaik dan berkurban dengan hewan yang paling berharga.” (H.R. Al Hakim).
Keempat, makan atau sarapan sebelum berangkat ke masjid atau tempat salat Idulfitri dilaksanakan. Layaknya Rasulullah yang tidak pernah absen makan beberapa kurma sebelum salat Idulfitri.
Dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah tidak berangkat pada Idulfitri hingga beliau makan beberapa kurma.” (H.R. Bukhari).
Kelima, bertakbir hingga tiba waktu pelaksanaan salat. Sunnah ini bisa dikerjakan selama perjalanan dari rumah menuju masjid atau tempat salat. Dalam suatu riwayat disebutkan:
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa keluar hendak salat pada hari raya Idulfitri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai salat hendak dilaksanakan. Ketika salat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.”
Wallahu a’lam bishawab.
Sudarno Hadi Al-Hilali
Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Jawa Timur