India Tutup Kota Terbesar di Kashmir pada Hari Raya Iduladha

India Tutup Kota Terbesar di Kashmir pada Hari Raya Iduladha

warga kashmir salat idul adha. ©REUTERS/Danish Siddiqui

SRINAGAR (Suaramuslim.net) – Pihak berwenang India menutup kota terbesar di Kashmir di Hari Raya Iduladha pada Senin (12/8). Langkah ini untuk mencegah warga yang demonstrasi menentang penghapusan otonomi wilayah yang dihuni mayoriitas muslim di India itu.

Warga Kashmir berlebaran Iduladha pada Senin mengikuti keputusan pemerintah Pakistan. Hal itu berdasarkan rukyat pada awal Dzulhijjah yang menentukan tak melihat hilal.

Kemarahan Kashmir, yang mayoritas penduduknya Muslim, meningkat atas langkah India pekan lalu untuk mengekang kemerdekaan wilayah Jammu-Kashmir. Keputusan itu juga menyulut ketegangan antara India dan Pakistan.

Meski ditutup, ratusan warga Kashmir tetap turun ke jalan setelah Salat Id. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-India di daerah Sura, yang menyaksikan demonstrasi besar-besaran pada Jumat lalu. Namun protes hanya terbatas pada daerah itu karena pasukan keamanan menutup seluruh kota jauh-jauh hari.

Pasukan keamanan mendirikan pos-pos pemeriksaan di berbagai sudut kota. Setiap orang yang melintas diperiksa. Wartawan Reuters termasuk salah satunya. Orang-orang yang melintas tidak boleh masuk ke kota terbesar di Kashmir yang masuk bagian India itu.

Dalam pernyataannya, Departemen Dalam Negeri India mengatakan bahwa di Srinagar, mereka mengingatkan kemungkinan unsur-unsur “teroris” bersenjata dan ekstremis yang berusaha mengganggu perdamaian dan keamanan publik. Karena alasan itu, India melarang orang-orang berkumpul dalam jumlah besar di lokasi-lokasi sensitif.

Pernyatan itu melanjutkan, akan tetapi orang-orang berkumpul di masjid-masjid dalam jumlah besar pada Senin. Laporan berbagai media menyebutkan orang-orang yang Salat Id ke luar kota Srinagar mencapai puluhan ribu.

Depdagri sebelumnya mengimbau warga untuk Salat Id di masjid-masjid dekat rumah masing-masing.

Beberapa pejabat polisi dan paramiliter yang diawancarai Reuters menggambarkan bahwa pembatasan di Srinagar ini sebagai “jam malam”. Namun pemerintah India mengatakan itu bukan jam malam.

Dua pejabat paramiliter mengatakan kepada Reuters bahwa pembatasan di Srinagar merupakan paling ketat yang belum terjadi sebelumnya.

Polisi dengan perlatan anti-huru hara lengkap terlihat berjaga-jaga di berbagai sudut jalan Srinagar. Pos pemeriksaan ditambahkan pada tengah malam dan kawat berduri ditambahkan untuk membangun penghalang.

Sampai saat ini, pemerintah India masih memutus jaringan internet dan telepon. Pembatasan komunikasi ini sudah memasuki hari kedelapan.

Sumber: Reuters

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment