Tergesa-gesa, Jangan Dong!

Tergesa-gesa, Jangan Dong!

Punya Sifat Tergesa-gesa, Jangan Dong

Suaramuslim.net – Tergesa-gesa dalam bahasa Arab adalah “al-‘ajalah”, atau “al-isti’jalah”. Lawannya adalah, “al-Anaah” (perlahan), atau “at-tatsabbut” (pemantapan).

Allah berfirman;

خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ

“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda (azab-Ku). Oleh karena itu, janganlah kalian minta kepada-Ku untuk mendatangkannya dengan segera”. (Al-Anbiya: 37).

Tergesa-gesa yang dimaksud disini adalah mengharapkan sesuatu, padahal belum waktunya untuk mendapatkannya. Seperti berusaha memanen buah, padahal belum waktunya panen.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Kubro).

Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois,

إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة

“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod).

Dalam kaidah Fiqhiyah disebutkan satu kaidah berikut:

مَنْ اسْتَعْجَلَ شَيْئًا قَبْلَ أَوَانِهِ عُوقِبَ بِحِرْمَانِهِ

“Barang siapa yang tergesa-gesa untuk mendapatkan sesuatu sebelum waktunya, maka dia akan dihukum dengan keharamannya (tidak mendapatkannya)”.

2 Aspek dalam tergesa-gesa

A. Dalam Hal Agama

Misal ingin cepat selesai ibadah, atau ingin cepat hafal Al Quran, dengan tidak mengikuti programnya.

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ (18) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)-nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasannya”. (Al Qiyamah 16-19).

Diriwayatkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sangat bersemangat untuk menghafal ayat yang diturunkan melalui malaikat Jibril ‘alaihissalam kepadanya, sehingga beliau saling mendahului bacaannya Jibril ‘alaihissalam. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk memperhatikan dan mendengarkan apa yang dibacakan Jibril kepadanya.

B. Dalam Urusan Dunia

Tergesa-gesa untuk meraih jabatan, meraih keuntungan yang instan dalam bisnis, menjadi terkenal dengan instan dsb. Meminta kepada Allah dengan tergesa-gesa diwujudkan;

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ. قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ قَالَ: يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

“Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama dia berdo’a bukan untuk keburukan atau memutus tali silaturahim dan selama dia tidak tergesa-gesa dalam berdo’a. Kemudian seseorang bertanya, ‘Ya Rasulallah, apa yang dimaksud tergesa-gesa dalam berdo’a?’ Kemudian Rasulullah menjawab, yaitu seseorang yang berkata, ‘Sungguh aku telah berdo’a dan berdo’a, namun tak juga aku melihat do’aku dikabulkan’, lalu dia merasa jenuh dan meninggalkan do’a tersebut”. (Riwayat Muslim).

So.. tergesa-gesa adalah sifat yang tidak baik. Karena betapa banyak orang yang tergesa-gesa berakibat tidak baik, sebagaimana diungkap oleh ulama salaf.

ذو النون يقول: (أربع خلال لها ثمرة: العجلة، والعجب، واللجاجة، والشره، فثمرة العجلة الندامة، وثمرة العجب البغض، وثمرة اللجاجة الحيرة، وثمرة الشره الفاقة(

“Dzun Nun (Tsauban bin Ibrahim) rahimahullahu berkata, “Ada empat perkara buruk yang menghasilkan buah: tergesa-gesa yang buahnya adalah penyesalan, kagum pada dirinya sendiri yang buahnya adalah kebencian, keras kepala yang buahnya adalah kebingungan, dan rakus yang buahnya adalah kemiskinan”.

Dan diantara efek ketergesa-gesaan adalah yang paling ringan yaitu ada yang ketinggalan; yang paling berat yaitu kecelakaan; yang super berat yaitu melanggar syariat.

Bagaimana agar tidak tergesa-gesa?

1. Harus sabar, bahwa kalau belum waktunya ya harus ditunggu.

Sebagaimana perkataan Hasan Al Bashri;

اتق الله، واصبر ولا تستعجل

“Bertakwalah kepada Allah, sabarlah dan jangan engkau terburu-buru“. (Al Bukhori dalam Adabul Mufrad).

2. Harus yakin bahwa Allah Yang Maha Kuasa telah mengatur kehidupan sesuai qodar-Nya.

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Al Furqan: 2).

So.. tergesa-gesa hukum asalnya adalah terlarang. Namun jika ada kemaslahatan yang positif dalam suatu perkara dengan tergesa-gesa, maka hal ini adalah pengecualian. Dalam kitab Hilyatul Auliya karya Abu Nu’aim Al Ashbahani disebutkan perkataan berikut ini dari Hatim Al Ashom.

كان يقال العجلة من الشيطان إلا في خمس إطعام الطعام إذا حضر الضيف وتجهيز الميت إذا مات وتزويج البكر إذا أدركت وقضاء الدين إذا وجب والتوبة من الذنب إذا أذنب

“Ketergesa-gesaan biasa dikatakan dari setan kecuali dalam lima perkara: menyajikan makanan ketika ada tamu, mengurus mayit ketika ia mati, menikahkan seorang gadis jika sudah bertemu jodohnya, melunasi utang ketika sudah jatuh tempo, segera bertaubat jika berbuat dosa.” (Hilyatul Auliya 8: 78).

Wallahu A’lam

*Disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya dalam program Dialog Motivasi Al Quran

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment