YOGYAKARTA (Suaramuslim.net) – Kabar Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dibatalkan kajiannya di masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (12/10) mendatang ditanggapi oleh mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
Menurut Dahnil, UGM telah kehilangan identitas sebagai sebuah pendidikan negeri.
“Saya sesalkan sikap UGM tersebut. Kampus telah kehilangan identitasnya sebagai “university” di mana, kampus adalah rumahnya diversity (perbedaan, keberagaman) pandangan lahir. Tempat di mana pikiran diadu,’’ ujarnya di Twitter resminya, Rabu (9/10).
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah itu menilai Pimpinan UGM telah berubah bak rezim politik yang anti perbedaan.
“Saya sesalkan bila sivitas akademika, para fakultas berdiam diri terhadap laku pimpinan UGM yang anti diversity, berlaku bak rezim politik terkait pelarangan terhadap Ustaz Abdul Somad. Saya berasumsi seluruh sivitas akademika dan fakultas di UGM kehilangan otoritas moral sebagai intelektual,” tegasnya.
Universitas, lanjutnya, adalah rumah tempat persemaian berbagai pemikiran lahir, dan beradu satu dengan lainnya.
“Bila tak bersepakat dengan satu pemikiran maka adu dengan pemikiran lain. Bukan, justru bertindak represif melarang intelektual (ustaz) seperti Abdul Somad menyampaikan gagasannya di UGM,” terang Dahnil.
“Terus terang sebagai salah satu orang yang hidup di kampus, tumbuh berkembang sebagai dosen dan peneliti, saya malu melihat laku anti pemikiran yang ditunjukkan oleh pimpinan UGM terkait pelarangan terhadap ustaz Abdul Somad, dan tentu juga menyesalkan bila insan cendikia di sana diam terhadap laku tersebut.” Pungkasnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir