Suaramuslim.net – Orangtua acapkali kurang tepat dalam memberi respon terhadap prilaku anaknya. Padahal, bisa saja hal tersebut merupakan hal yang wajar dilakukan oleh anak seusianya. Penyebabnya adalah tidak pahamnya orangtua pada karakter anak saat usia dini. Bagaimana karakter anak usia dini?
Mempelajari dan memahami karakter anak usia dini merupakan proses penting yang harus dilewati oleh setiap orangtua. Hal ini dikarenakan setiap tahapan pertumbuhan anak, maka akan berbeda pula perkembangan karakternya.
Ketidakpahaman mengenai perkembangan karakter anak, akan menyebabkan kesalahan dalam bersikap terhadap anak. Parahnya lagi, akan menyebabkan kesalahan dalam pola asuh yang akan memberikan dampak hingga anak dewasa. Untuk itulah memahami karakter anak ketika usia dini merupakan keniscayaan untuk diketahui oleh orangtua.
Anak usia dini merupakan anak yang masuk ke dalam kategori rentang usia 0-8 tahun, meliputi anak-anak yang sedang masuk ke dalam program pendidikan Taman Penitipan Anak, TK hingga SD. Setiap anak usia dini dalam rentang usia berapa pun memiliki kepribadian yang unik yang mana dapat menarik perhatian dari orang dewasa lainnya.
Anak-anak pada kategori usia dini tentu saja memiliki karakter tersendiri yang berbeda dari anak pada usia lainnya. Karakter merupakan sifat bawaan yang biasanya diturunkan dari kedua orangtua. Karakter ini terkadang bisa membuat orang-orang di sekitarnya senang, namun beberapa juga membuat para orang tua kesulitan untuk mengatasinya. Dilansir dari bidanku.com inilah beberapa karakter anak usia dini yang harus dipahami.
Memiliki Rasa Ingin Tahu Sangat Besar
Anak-anak pada kategori usia dini benar-benar memiliki keingintahuan yang besar pada dunia yang ada di sekitarnya. Pada masa bayi, rasa keingintahuan dari mereka ditunjukkan dengan cara senang meraih benda-benda yang bisa dijangkaunya dan kemudian memasukkan ke dalam mulut.
Pada usia 3-4 tahun, biasanya anak akan sering membongkar pasang segala hal yang ada di sekitarnya untuk bisa memenuhi rasa keingintahuannya yang besar. Tak hanya itu saja anak akan gemar bertanya pada orang lain meskipun masih menggunakan bahasa yang sederhana.
Memiliki Pribadi yang Unik
Meskipun memiliki banyak kesamaan umum pada perkembangan anak di usia dini, namun tetap saja setiap anak memiliki ciri khas tersendiri pada minat, bakat, gaya belajar, dan lainnya. Keunikan-keunikan inilah yang merupakan keturunan genetis hingga faktor lingkungan. Untuk itu dalam hal mendidik anak, tentu perlu diterapkan pendekatan secara individual ketika menangani anak usia dini.
Memiliki Pola Pikir Konkret
Berpikir konkret adalah berpikir berdasar pada makna sebenarnya, tidak seperti remaja dan orang dewasa lainnya yang terkadang berpikir secara abstrak. Bagi anak-anak di usia dini, segala hal yang mereka lihat dan ketahui akan terlihat asli.
Egosentris
Karakteristik ini tentu dimiliki oleh setiap anak, hal ini bisa dibuktikan dengan sikap anak yang cenderung memperhatikan serta memahami segala hal hanya dari sisi sudut pandangnya sendiri atau kepentingannya saja. Hal ini dapat dilihat dari sikapnya yang seringkali masih berebut sesuatu, marah atau menangis bila keinginannya tidak dihendaki, dan memaksakan kehendak.
Karakteristik seperti ini biasanya memiliki keterkaitan dengan perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget, anak pada masa usia dini berada dalam fase transisi dari fase praopersional menuju fase operasional konkret. Pada fase operasional, biasanya pola fikir anak lebih menuju sifat egosentrik serta simbolik. Sementara di dalam fase operasional konkret, anak-anak sudah menerapkan logika yang digunakan untuk memahami persepsi-persepsi yang ada.
Senang Berfantasi dan Berimajinasi
Fantasi merupakan sebuah kemampuan membentuk sebuah tanggapan baru dengan tanggapan yang sudah ada, sedangkan imajinasi merupakan kemampuan anak dalam menciptakan objek ataupun kejadian namun tidak didukung dengan data-data yang nyata.
Anak usia dini senang sekali membayangkan serta mengembangkan berbagai hal yang jauh dari kondisi nyatanya. Bahkan terkadang hingga menciptakan teman-teman imajiner. Teman imajiner tersebut bisa dalam bentuk orang, hewan, hingga benda.
Aktif dan Energik
Ketika anak mulai berkembang, biasanya mereka akan senang melakukan berbagai aktifitas. Mereka seolah-olah merasa tidak pernah lelah, bosan, bahkan juga tidak pernah ingin berhenti untuk melakukan aktifitas terkecuali saat mereka sedang tidur.
Kebanyakan orangtua cenderung emosi ketika anaknya terlalu aktif dan energik, padahal dalam tahap perkembangannya itu adalah hal yang wajar. Orangtua hanya perlu memberi rambu-rambu mana waktu untuk istirahat dan bermain, tanpa perlu meminta anak untuk diam dan tidak beraktivitas sama sekali. Karena itu akan membatasi ruang kreatifitas anak.
Memiliki Daya Kosentrasi Pendek
Anak-anak pada usia dini memang memiliki rentang fokus dan perhatian yang sangat pendek dibandingkan pada remaja ataupun orang dewasa. Perhatian anak-anak usia dini akan mudah sekali teralihkan pada hal lainnya, khususnya yang dapat menarik perhatiannya.
Sehingga sebagai pendidik, baik guru ataupun orangtua penting sekali untuk memperhatikan hal ini dalam menyampaikan sebuah pembelajaran penting. Pembelajaran yang baik dapat dilakukan melalui pendekatan yang lebih bervariasi serta menyenangkan sehingga tidak mengharuskan anak terpaku di tempat yang sama serta dalam waktu yang lama yang malah akan membuatnya bosan dan pelajaran tidak masuk ke dalam otak anak.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir