Perhatikan Adab Ini Saat Meletakkan Al Quran

Perhatikan Adab Ini Saat Meletakkan Al Quran

Perhatikan Adab Saat Meletakkan Al Quran

Suaramuslim.net – Meletakkan Al Quran ternyata ada adabnya. Jika tidak tahu, Al Quran akan diletakkan di sembarang tempat. Hingga akhirnya terkesan tidak memuliakan Al Quran. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan saat meletakkan Al Quran.

Al-Quran turun dari sisi Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perantaraan Malaikat Jibril ‘alaihissallam. Dia adalah pemimpin para malaikat. Allah ta’ala menyifati Malaikat Jibril dengan firman-Nya, bahwa sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),  yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi dipercaya. (at-Takwir/81:19-21).

Juga firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (an-Najm/53:5-6).

Dari uraian singkat di atas, kita bisa mengerti bahwa Al Quran memiliki kedudukan yang tinggi. Al Quran diturunkan kepada manusia paling agung dan mulia semenjak Allah menciptakan manusia yang pertama hingga manusia yang terakhir. Beliau adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Al Quran diturunkan dengan perantara makhluk yang taat kepada Allah, yaitu malaikat. Bahkan merupakan malaikat terbaik dan pemimpin para malaikat. Dialah Malaikat Jibril. Dan Al Quran diturunkan pada waktu yang sangat mulia, yaitu bulan Ramadhan. Bahkan malam diturunkan Al Quran merupakan malam lailatul-qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Allah azza wa jalla berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (al-Qadr/97:1-5).

Begitu mulia dan tingginya kedudukan Al Quran, sudah semestinya diperlakukan dengan adab-adab yang memuliakan pula.

Meletakkan Mushaf di Tempat yang Tinggi

Bagian dari memuliakan kitabullah adalah dengan meletakkan di tempat yang terhormat. Ini tidak hanya berlaku untuk Al Quran, termasuk kitab Allah yang diturunkan sebelumnya, seperti Injil atau Taurat.

Sebelumnya telah disampaikan, bahwa Al Quran merupakan kitab suci yang mulia. Karena itulah Al Quran harus dijaga, dipelihara serta dimuliakan, salah satunya dengan menyimpan Al Quran di tempat yang tinggi. Bukan berarti dijadikan pajangan atau hiasan melainkan disimpan ketika tidak sedang dibaca.

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita, Ada beberapa orang dari Yahudi mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk datang ke Quf (nama suatu lembah di Madinah). Lalu beliau mendatangi mereka di Baitul Midras (tempat belajar Yahudi). Mereka mengatakan, ‘Wahai Abul Qosim, ada lelaki di antara kami yang berzina dengan wanita. Tolong berikan putusan hukum untuk kami. Merekapun membawakan kursi untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau duduk. Lalu beliau bersabda, “Bawakan Taurat kepadaku.” Lalu mereka membawakan Taurat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengambil kursinya dan beliau letakkan Taurat di kursi itu. Beliau bersabda, “Aku beriman kepadamu dan kepada Dzat yang menurunkanmu.” Kemudian beliau bersabda, “Panggil orang yang paling ngerti Taurat di antara kalian!”  Lalu datanglah seorang pemuda. Hingga akhir kisah, kedua yahudi yang berzina tadi mereka dirajam. (HR. Abu Daud 4451 dan dihasankan al-Albani)

Dalam pembahasan ini, menjadi titik poin dari hadis di atas adalah sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau meletakkan Taurat. Beliau letakkan kitab suci itu di atas kursi, bukan di lantai. Yang ini menunjukkan bagaimana penghormatan beliau terhadap kitab Allah, termasuk Taurat.

Dan semua upaya memuliakan Al Quran adalah kewajiban. Memuliakan dalam arti melindungi Al Quran dari kondisi dihinakan. An-Nawawi mengatakan, “Ulama sepakat wajibnya menjaga mushaf Al Quran dan memuliakannya.” (al-Majmu’, 2/71).

Artinya, jangan sampai Al Quran yang mulia ini kita letakkan di sembarang tempat seperti di lantai, karena kemungkinan besar Ia akan terinjak atau dilangkahkan oleh orang yang sedang berjalan. Jika ingin menyimpannya di tumpukan buku, maka taruhlah ia di posisi paling atas, agar tidak tertumpuk buku lainnya. Ini merupakan salah satu adab sebagai tanda bahwa kita telah memuliakan Kalam Allah subhanahu wa ta’ala.

Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment