Kebangkitan Umat Harus Dimulai Dengan Perjuangan Ekonomi

Kebangkitan Umat Harus Dimulai Dengan Perjuangan Ekonomi

Prof. Dr. Zainuddin Maliki, MSi. (dua dari kiri) dalam acara Obrolan Aktual Seputar Kebangsaan dipersembahkan oleh Suara Muslim bekerjasama dengan ITS (Dok Suara Muslim)

SURABAYA (suaramuslim.net)Suara Muslim yang bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengelar diskusi Obrolan Aktual Seputar Kebangsaan (OASE BANGSA)  di rektorat ITS pada Rabu (20/12) bertajuk “Spirit Kebangkitan Umat”.

Sejumlah tokoh hadir menjadi pembicara dalam diskusi yang berlangsung di gedung rektorat ITS. antara lain Prof Joni Hermana (Rektor ITS), Prof Zainudin Maliki (Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surabaya), Dr Nafik Hadi R (Pakar Ekonomi Syariah UNAIR) dan juga Ust. Muhammad Yunus, MPdI (Sekjen Gerakan umat Islam Bersatu MUI Jatim) dan Arif Afandi (Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyyin Jatim).

Dalam diskusi yang dihadiri oleh ratusan peserta ini, benang merah dari Kebangkitan Umat yang menjadi pembahasan adalah masalah ekonomi dan ketimpangan sosial. Seperti misalnya yang disampaikan oleh Dr Nafik kepada para peserta diskusi bahwa Indonesia adalah negara kaya tapi hampir mati di lumbung padi.

“Kita negara Kaya tapi kita mati di lumbung padi. kita harus mati berdarah-darah karena berjuang bukan mati karena miskin” ucapnya.

Ust Muhammad Yunus menyampaikan bahwa spirit kebangkitan umat harus dimulai dengan kesadaran akan ekonomi syariah. Baginya, dahulu ICMI mampu mendorong pemerintah untuk mengijinkan bank syariah beroperasi tapi sekarang siginifikansi bank syariah terhadap perekonomian sangat kecil.

“dulu kita berhasil dengan ICMI mendorong pemerintah agar mengijinkan bank syariah, namun hingga kini signifikansinya terhadap perekonomian sangat kecil” paparnya.

Selain itu, Prof Joni Hermana yang juga rektor ITS mengatakan bahwa persoalan bangsa sekarang adalah karena kekurangan pengusaha. Beliau menyebut masih sedikit entrepreneur yang lahir dari tubuh umat Islam. Oleh karena itu menurutnya, tugas umat Islam kedepan adalah untuk mendorong lahirnya entrepreneur yang beriman sebanyak mungkin.

“Pada prinsipnya pembangunan ekonomi menajdi fondasi, harus dipacu masalah ekonomi” katanya di hadapan peserta diskusi yang semakin ramai memadati gedung rektorat ITS.

Sementara Arif Afandi menyoroti bahwa hari ini telah muncul kelas menengah muslim baru. Mereka adalah orang-orang yang terpelajar, terdidik, profesional dan menduduki banyak posisi strategis baik di perusahaan maupun pemerintahan.

“Dengan hadirnya kelas menengah muslim baru ini, kebangkitan umat mulai nampak, umat mulai memiliki daya tawar, misal penyedia jasa dan para pengusaha dituntut untuk mengakomodir keislaman mereka agar diterima pasar, bahkan pemerintah pun seharusnya mengakomodir aspirasi keislaman mereka” pungkas Arif.

Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid

Editor: Muhammad Nashir

 

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment