Kewajiban Ayah Terhadap Pendidikan Anak Laki-laki

Kewajiban Ayah Terhadap Pendidikan Anak Laki-laki

Kewajiban Ayah Terhadap Pendidikan Anak Laki-laki
Ilustrasi Ayah dan Anak. (Ilustrator: Novitasari)

Suaramuslim.net – Dulu orang tua begitu khawatir ketika memiliki anak perempuan dibanding laki-laki dalam hal kenakalan dan pergaulan bebas. Namun, saat ini punya anak laki-laki pun mencemaskan. Pasalnya, virus LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) sudah merebak ke mana-mana baik melalui jejaring sosial  dan lain sebagainya. Karenanya, lingkungan rumah sebagai benteng pertama yang memproteksi anak dari keberanekaragamanan penyimpangan sosial itu perlu diperkuat kembali. Utamanya ayah –sebagai kepala keluarga– untuk lebih meningkatkan lagi pendidikan mereka khususnya kepada anak-anak laki-laki.

Salah satu pendidikan kepada anak laki-laki yang perlu diprioritaskan adalah pendidikan tubuh. Syekh Adnan Hasan Shalih Baharits dalam buku “Mas’uliyyah al-Abb al-Muslim fi Tarbiyah al-Walad fii Marhalah ath-Thufuulah” mencatat pentingnya pendidikan tubuh bagi anak laki-laki yang diberikan oleh ayah.

Beberapa poin yang perlu dididikkan kepada anak laki-laki sebagaimana petunjuk Rasulullah adalah sebagai berikut: pendidikan adab makan-minum, menjaga kebersihan- kesehatan, tidur, berpakaian-menutup aurat, bermain dan berolah raga.

Mengenai adab makan, perlu ditanamkan kepada anak bahwa makanan yang dikonsumsi harus halal dan thayib (baik). Lebih dari itu, ditanamkan nilai-nilai tauhid bahwa apa yang dimakan adalah rezeki dari Allah. Selanjutnya, sebelum makan tidak lupa mencuci tangan, membaca basmalah; menggunakan tangan kanan; makan sambil duduk; mengambil makanan terdekat; tidak mencela makanan dan lain sebagainya.

Ketika ini ditanamkan pada anak laki-laki, maka di zaman yang serba instan seperti sekarang ini, anak akan terdidik untuk makan sesuai dengan adab Islam. Tidak seperti yang ditemui di jalan, di mana anak-anak muda makan dengan seenaknya: sambil berdiri, menggunakan tangan kiri, mencela makanan dan semacamnya.

Dalam hal kebersihan dan kesehatan, seorang ayah juga penting memberikan pengarahan dan pendidikan kepada anak laki-laki. Ditanamkan kepadanya bahwa tubuh adalah amanah dari Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Di samping itu teladan-teladan baik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga harus dididikkan.

Sebagai contoh, Rasulullah itu begitu menjaga kebersihan dan kesehatan. Ibnu Jauzi mengatakan bahwa beliau adalah sosok yang paling bersih dan harum. Beliau rajin bersiwak; suka memakai parfum; menganjurkan umatnya untuk mandi; senang dengan pakaian yang rapi; rambutnya tersisir rapi. Bahkan dalam suatu hadis disebutkan bahwa bersuci adalah separuh dari iman. Dan ketika melihat orang pakaiannya kotor, beliau langsung mengingatkan untuk segera mencuci bukunya.

Penting juga menanamkan pendidikan kesehatan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri di antara banyak-banyak hadisnya mengandung panduan kesehatan. Misalnya, makan dan minum tidak berlebih-lebihan. Bahkan ketika sakit pun, ada “ath-Thibb an-Nabawy” (pengobatan ala Nabi). Sebagai tambahan, penting menanamkan kepada anak bahwa perilaku LGBT adalah sesuatu yang menyimpang dan tidak sehat, sehingga anak bisa lebih mawas diri dan tak gampang terpengaruh.

Ketika anak laki-laki ditanamkan pendidikan kebersihan dan kesehatan sejak di rumah, maka di luar rumah –minimal—tidak akan terbawa arus di tengah anak-anak pada umumnya yang tak begitu peduli dengan kebersihan dan kesehatan. Justru, keberadaannya bisa memberi warna bagi anak-anak lain.

Pendidikan adab tidur pun tidak kalah penting. Sebelum tidur, anak diajarkan pentingnya berwudu dan berdoa beserta adab-adab lainnya. Misalkan, membaca Ayat Kursi, membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq dan An-Nas, tidur miring sebagaimana Rasululullah menghadap kiblat dan lain sebagainya.

Demikian juga adab berpakaian dan menutup aurat juga penting ditanamkan. Anak laki-laki itu berbeda bajunya dengan anak perempuan. Aurat masing-masing tidak sama. Anak sama sekali tidak diberikan ruang untuk melakukan penyimpangan seperti orang-orang banci: laki-laki menyerupai wanita dan lain sebagainya. 

Olahraga atau permainan islami pun juga penting ditanamkan. Sebagai contoh, renang, memanah, berkuda dan lain sebagainya yang masuk bagian dari olahraga yang dianjurkan. Anak laki-laki yang dibiasakan berolahraga, maka sedikit banyak bisa menjaga kesehatan, maskulinitasnya dan tidak membuat menyimpang orientasi seksualnya.

Beberapa pendidikan tersebut adalah kewajiban orang tua untuk menanamkan pada diri anak laki-laki. Tiada kata terlambat bagi seorang ayah untuk mendidik anaknya. Jangan sampai, anak-anak kita jadi korban lingkungan luar gara-gara kelalaian sang ayah dalam mendidiknya.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment