Kisah Aisyah yang Dinikahi Rasulullah di Bulan Syawal

Kisah Aisyah yang Dinikahi Rasulullah di Bulan Syawal

Kisah Aisyah yang Dinikahi Rasulullah di Bulan Syawal

Suaramuslim.net – Saat ini banyak pernikahan yang dilangsungkan di bulan Syawal. Undangan untuk menghadiri resepsi pernikahan di bulan Syawal pun menumpuk. Bulan Syawal seolah menjadi momen untuk membuka lembaran baru dengan pasangan hidup. Kisah cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan salah seorang istri beliau juga dimulai di bulan Syawal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah binti Abu Bakar di bulan Syawal.

Tentang Aisyah binti Abu Bakar

Aisyah adalah putri Abu Bakar as-Shiddiq dan Ummu Ruman binti Amir. Menurut Aisyah, sepeninggal Khadijah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi Khaulah binti Hakim yang menawarkan dua wanita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya siapakah mereka? Khaulah menjawab, “Jika Anda menginginkan perawan, maka ia adalah Aisyah, putri makhluk yang paling Anda cintai dan jika janda maka ia adalah Saudah binti Zam’ah.”

Aisyah dikenal pencemburu, apalagi saat mendapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih mengingat Khadijah yang telah wafat. Aisyah pernah berkata, ‘Alangkah sering engkau mengingat wanita yang ujung bibirnya telah memerah, padahal Allah telah menggantikan untuk engkau yang lebih baik darinya. Serta merta Rasulullah bersabda: “Allah Azza Wa Jalla tidak pernah mengganti untukku yang lebih baik darinya, dia adalah wanita yang beriman kepadaku di saat manusia kafir kepadaku, dan ia membenarkanku di saat manusia mendustakan diriku, dan ia juga menopangku dengan hartanya di saat manusia menutup diri mereka dariku, dan Allah Azza Wa Jalla telah mengaruniakan anak kepadaku dengannya ketika Allah tidak mengaruniakan anak kepadaku dengan istri-istri yang lain.” (HR Ahmad)

Meskipun tidak dikaruniai keturunan, Allah menganugerahkan berbagai keutamaan kepada beliau. Rasulullah bersabda, “Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, namun yang mulia dari kalangan wanita hanyalah Maryam binti Imran dan Asiyah istri Fir’aun, dan keutamaan Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Istri Rasulullah dunia akhirat

Sebelum meminangnya, Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengabarkan kepada Aisyah, “Aku melihatmu dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat itu berkata, ‘Ini adalah istrimu’. Lalu ku singkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, ‘Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata’. (HR Bukhari dan Muslim).

Sementara Tirmidzi meriwayatkan dari Aisyah, “Suatu hari Jibril memperlihatkan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) gambar Aisyah pada secarik kain sutra berwarna hijau sembari mengatakan, “Ia adalah calon istrimu kelak, di dunia dan di akhirat.”

Istri yang paling dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Suatu hari Amr bin Ash bertanya, “Siapakah manusia yang paling engkau cintai?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aisyah!” “Di antara lelaki?” tanya Amr kembali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab “Ayahnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Banyak wahyu yang turun

Wahyu banyak turun ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di dalam kamar Aisyah, bahkan ketika berada satu selimut dengannya.

Ummu Salamah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berpaling dariku. Ketika beliau mendatangi aku, aku pun kembali memperingatkan beliau untuk ketiga kalinya.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menurunkan wahyu kepadaku ketika aku sedang berada di selimut salah seorang dari kalian selain ‘Aisyah.” (HR Bukhari).

Istri yang cerdas dan banyak meriwayatkan hadis

“Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kesehatan dan ilmu syair.” (Ibnu Abdil Barr)

“Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh para wanita lain, maka ilmu Aisyah lebih utama.” (Az-Zuhri dalam Al-Mustadrak Imam Hakim)

“Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan pendapat-pendapatnya adalah pendapat yang paling membawa kemaslahatan untuk umum.” (Atha dalam Al-Mustadrak Imam Hakim)

Saat terjadi fitnah berupa tuduhan zina kepada Aisyah, Allah SWT menurunkan wahyu-Nya yang membuktikan bahwa ia tidak bersalah.

Kisahnya terangkum dalam Al Quran surah An-Nur ayat 11-26. “Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar.” (QS An-Nur: 23).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat di rumah Aisyah dan dikuburkan di kamar Aisyah

Begitu istimewanya Aisyah di mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga ketika sakit menjelang wafat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin kepada istri-istri beliau yang lain untuk dirawat di rumah Aisyah.

Aisyah mengatakan, sebagaimana kutipan dari kitab al-Hujjah Fi Bayan Mahajjah, “Sungguh merupakan kenikmatan Allah subhanahu wa ta’ala atas diriku, beliau meninggal dunia sedang kepalanya berada dalam dekapanku serta beliau dikuburkan di rumahku.”

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment