Kisah Heroik Para Sahabat dalam Perang Badar

Kisah Heroik Para Sahabat dalam Perang Badar

Kisah Heroik Para Sahabat dalam Perang Badar
Ilustrasi peperangan. (Ils: Thehumblei.com)

Suaramuslim.net – Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan. Kaum muslimin yang berjumlah 313 orang melawan sekitar 900-1000 orang kafir Quraisy. Pasukan musuh juga memiliki persenjataan yang lebih canggih. Mereka melengkapi diri dengan baju perang sementara pasukan kaum muslim tidak. Bagaimana kisah heroik para sahabat dalam Perang Badar? Mari ikuti kisahnya.

Menyerang musuh keluar Madinah

Orang-orang Yahudi dan munafik yang iri melihat perkembangan Islam mengharap datangnya serbuan orang-orang Quraisy dan sekutu-sekutunya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beranggapan bertahan di Madinah bukanlah cara yang tepat, tapi sebaliknya menyerang musuh adalah strategi yang jitu.

Rasulullah dan kaum Muslimin pun berangkat menyergap kafilah Quraisy yang membawa harta yang sangat besar. Kafilah dagang ini dipimpin oleh Abu Sufyan. Akan tetapi, Abu Sufyan mengetahui rencana kaum Muslimin. Ia pun mengerahkan utusan untuk meminta bantuan kepada orang-orang Quraisy di Makkah. Hampir seluruh Bangsawan Quraisy dan orang yang bisa berperang berangkat, kecuali Abu Lahab.

Kafilah Abu Sufyan Meloloskan Diri

Abu Sufyan merasa lega mendengar berita bahwa pasukan Quraisy datang untuk menolong. Namun, ia khawatir jika lebih dulu bertemu dengan pasukan Muslimin. Kafilah Abu Sufyan pun memutar jalan hingga jaraknya semakin jauh dengan pasukan Muslimin. Kafilah Abu Sufyan akhirnya berhasil meloloskan diri.

Pasukan Quraisy yang berniat membantu menyelamatkan kafilah dagang mereka mendengar kabar tersebut. Namun, Abu Jahal yang memimpin pasukan Quraisy menolak untuk kembali ke Makkah tanpa berperang. Dengan kesombongannya, ia berniat melawan pasukan Muslimin. Ia merasa angkuh sebab jumlah pasukan Quraisy lebih banyak dan persenjataan mereka lebih lengkap.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiskusi dengan para sahabat

Mengetahui kafilah Quraisy telah lolos, Rasulullah menghadapi situasi sulit. Kini, pasukan perang Quraisylah yang akan mereka hadapi. Rasulullah pun berdiskusi dengan para sahabat. Beberapa orang memilih kembali ke Madinah. Namun, sahabat yang lain termasuk dari pihak Anshar memilih melanjutkan berangkat perang ke Badar.

Rasulullah pun mengirim utusan untuk mengintai lawan dan menanyakan jumlah pasukan Quraisy pada tiga orang budak tawanan.

Doa Rasulullah sebelum Perang Badar

Sebelum perang, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa dengan penuh pengharapan pada Allah Subhanallahu wa ta’ala. “Ya Allah, hamba memohon kepada Engkau akan janji dan perjanjian Engkau. Ya Allah, jika atas kehendak Engkau kami dikalahkan, niscaya Engkau tidaj akan disembah lagi di Bumi ini.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus berdoa sampai jubahnya terjatuh dari bahunya. Lalu, Abu Bakar mengambilnya dan meletakkan kembali ke bahu Rasulullah dan berkata: “Ya Rasulullah, cukup bagi Tuan permohonan Tuan kepada Allah. Sesungguhnya Allah akan memberikan kepada Tuan segala apa yang Dia janjikan kepada Tuan.”

Duel di Perang Badar

Saat itu, Hamzah bin Abdul Mutholib, Ali bin Abi Thalib dan Ubaidah bin Al Harits maju berperang satu lawan satu dengan kaum musyrikin. Keberanian yang luar biasa ditunjukkan oleh Hamzah, paman Rasulullah, yang bergelar ‘Singa Allah dan Rasul-Nya’. “Allahu Akbar!” pekik kaum muslimin saat ketiga tokoh islam itu berhasil menebas musuh. Ketiganya adalah ‘Utbah bin Rabi’ah, anaknya Walid bin ‘Utbah dan saudaranya Syaibah bin Rabi’ah.

Syaibah dan Walid rubuh sementara Ubaidah dan Utbah sama-sama terluka. Setelah Utbah akhirnya mati, Hamzah dan Ali mengangkat Ubaidah yang sebelah lututnya hampir putus terbelah pedang. Ubaidah Al Harits akhirnya mati syahid.

Kisah Heroik Para Sahabat dalam Perang Badar

Perang pun pecah. Rasulullah terus mengibarkan semangat pasukannya dengan berseru, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, hari ini tidaklah seorang memerangi musuh dengan sabar, bertahan sampai mati dengan menghadapkan muka ke arah musuh, bukan mati karena lari, melainkan Allah niscaya memasukkannya ke dalam surga!”

Dalam Perang Badar, Abu Sufyan melihat pasukan malaikat turun membantu pasukan Muslimin. “Kami berhadapan dengan orang-orang berpakaian serba putih mengendarai kuda hitam belang putih, menyerbu antara langit dan bumi, tidak serupa dengan sesuatu pun dan tidak terhalang oleh apa pun!”

Bilal bin Rabah berhasil menusukkan pedang ke arah bekas majikannya, Umayyah bin Khalaf, yang dulu pernah menyiksanya habis-habisan. Dua prajurit muda berhasil mendesak Abu Jahal dan membunuhnya.

Pasukan Quraisy pun mundur kembali ke Makkah dengan mengusung kekalahan. Empat belas orang sahabat Rasulullah gugur sebagai syahid. Di pihak Quraisy, tujuh puluh orang terbunuh dan tujuh puluh orang lainnya menjadi tawanan perang.

Referensi: Buku “Muhammad Teladanku” jilid 7 (Mempertahankan Islam)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment