Suaramuslim.net – Agama Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi sosok manusia yang baik dan menebarkan kebaikan. Jika Anda berjalan di atas jalan kebaikan, jangan sungkan atau ragu untuk mengajak orang lain berjalan bersama Anda.
Seperti kisah Malik Bin Dinar berikut ini, kita akan melihat betapa besarnya kelapangan hati seorang mukmin, bukannya marah ketika ada orang lain yang ingin berbuat buruk kepadanya.
Di suatu malam yang lengang, seorang pencuri mengendap-endap memasuki rumah Malik Bin Dinar. Ia kesana-kemari mencari barang berharga di rumah Malik, namun tidak satu pun yang layak dicuri. Tepat di sebuah ruangan, pencuri itu kaget melihat sang pemilik rumah tengah sholat tahajud. Mengetahui kehadiran orang tak dikenal, Malik segera meringkas sholatnya. Usai sholat, ia menoleh ke arah si pencuri sembari mengucapkan salam.
Malik lalu berkata, “Wahai saudaraku, semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengampunimu. Engkau bersusah payah masuk ke dalam rumahku namun tidak mendapatkan barang apa pun. Akan tetapi, saya tidak akan membiarkanmu keluar dari rumah ini tanpa hasil”.
Malik lalu mengambil sepanci air dan kemudian berkata, “Berwudhulah dan kemudian sholatlah. Sesungguhnya dengan begitu maka sekeluarnya engkau dari sini engkau akan mendapatkan hal yang lebih baik dari yang ingin engkau ambil.” Si pencuri itu lalu menjawab,”Baiklah.” Ia kemudian berwudhu dan sholat dua rokaat.
Setelah sholat, ia lalu berkata, “Wahai tuan, apakah engkau keberatan jika saya menambah sholat dua rokaat lagi?” Malik segera menjawab,”Sholatlah sebanyak yang engkau inginkan.” Si pencuri itu kemudian terus menerus sholat hingga datang waktu Shubuh. Malik lalu berkata kepadanya, ”Pulanglah dalam keadaan bahagia”.
Akan tetapi laki – laki itu justru berkata, “Wahai tuan, apakah engkau berkenan jika saya tinggal bersamamu di sini hari ini karena saya telah berniat untuk berpuasa?” Malik menjawab, “Tinggalah selama yang engkau mau”. Si Pencuri itu kemudian tinggal beberapa hari dirumah Malik. Selama itu, ia senantiasa mengisi waktunya dengan berpuasa dan sholat.
Ketika ia akhirnya memutuskan untuk pulang, ia berkata kepada Malik,”Wahai tuan, sebenarnya saya bertekad untuk bertaubat.” Malik menjawab, “Terkabul tidaknya taubatmu ada di tangan Allah subhanahu wa ta’ala”. Si pencuri tersebut kemudian bertaubat dan benar-benar menjadi hamba Allah yang baik.
Ketika keluar dari rumah Malik, ia bertemu dengan pencuri lain yang berkata kepadanya, “Aku pikir kamu masuk ke sarang harta karun. ”Laki – laki yang telah bertaubat itu menjawab, ”Wahai teman, aku masuk ke rumah Malik Bin Dinar untuk mencuri hartanya. Namun ternyata justru hatiku yang ia curi. Aku telah bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Aku akan terus dekat dengan masjid sehingga mendapatkan apa yang didapatkan oleh orang-orang yang dekat dengan-Nya.”
Lihatlah, dari kisah ini kita tahu betapa pentingnya tidak hanya menjadi baik untuk diri sendiri, sangat indah jika kita bisa menularkan kebaikan yang kita miliki kepada orang lain. Alangkah besarnya tabungan pahala kita, jika menjadi perantara hidayah Allah bagi hamba-Nya yang belum bertaubat. Dan satu lagi, jangan ragu untuk memberikan kesempatan orang lain berbuat baik, sekalipun mereka berbuat keburukan, justru disanalah ladang pahala kita.
Kontributor: Aisy*
Editor: Oki Aryono
*Script writer dan audio editor