BEIJING (Suaramuslim.net) – Putar Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) dikabarkan membela tindakan keras Tiongkok terhadap kelompok minoritas Uighur. Aksi Tiongkok di wilayah Xinjiang yang menuai kritik oleh para aktivis.
“Kami menghormati dan mendukung hak-hak Tiongkok untuk mengambil langkah-langkah kontra-terorisme dan de-ekstremisme untuk menjaga keamanan nasional,” kata Putra Mahkota Saudi MBS, kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping, dilansir dari laman Bussiness Insider, Senin (25/2/2019).
Komentar Putra Mahkota MBS dikeluarkan selama perjalanan dagangnya ke Beijing pekan lalu. Arab Saudi, dan Tiongkok menandatangani 35 perjanjian kerja sama ekonomi senilai total 28 miliar dolar AS pada forum investasi bersama.
Pangeran MBS yang menjadi sorotan setelah pembunuhan kolomnis the Washington Post Jamal Khashoggi memang tidak menyebutkan nama Xinjiang atau Uighur. Namun sorotan dunia kini mengarah ke Xinjiang.
Barat menuding Tiongkok membangun kamp khusus buat minoritas Uighur. Mereka disebut dipekerjakan secara paksa dan didoktrin oleh otoritas Tiongkok.
Menurut statistik Departemen Luar Negeri AS, mereka dikurung di kamp-kamp pengasingan tempat orang-orang dilecehkan secara fisik, dan psikologis. Turki juga telah berbicara menentang masalah ini.
Pemerintah di Beijing menyangkal tuduhan tersebut. Tiongkok mengatakan, kamp ini merupakan tempat untuk reedukasi dan memberikan keahlian khusus bagi warga Uighur agar bisa mandiri.
Di sisi lain, laman Saudinesia pada Ahad (24/2) menyebut media anti-Saudi menemukan momen dan mengklaim bahwa kata-kata ini tidak dimaksudkan secara umum seperti yang MBS katakan di India dan Pakistan, tetapi sebaliknya mereka menuduh MBS telah membela genosida terhadap kaum Uighur.
Padahal dalam pertemuan tersebut MBS tidak menyebut-nyebut nama Uighur dan dia tidak ditanyai tentang mereka. Pernyataan MBS tersebut disalahartikan sebagai pembenaran untuk genosida.
Bagaimana bisa seseorang membuat lompatan logis dari pernyataan umum yang mempresentasikan “World Center for Countering Extremist Thought“, menjadi pembelaan terhadap genosida kaum Muslim di Tiongkok? Kata laman Saudinesia.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir