Lakukan hal ini agar bebas dari penyakit hati

Lakukan hal ini agar bebas dari penyakit hati

Artikel ini disarikan dari program talkshow Mozaik Suara Muslim Radio Network.

Suaramuslim.net – Hati setiap insan kadang selembut kapas, tapi juga terkadang sekeras batu. Lembutnya hati, karena taatnya si pemiliknya kepada Tuhannya. Sebaliknya kerasnya hati karena kedurhakaan si pemilik hati terhadap Penciptanya.

“Orang yang lembut hati mudah menerima kebenaran yang datang dari Rabbnya, mudah menangis saat menerima kebesaran Allah, dan segera bertaubat saat ia melanggar batasan Allah swt,” kata Ustadzah Choliliyah Thoha, Lc., M.Ag dalam program Mozaik Suara Muslim Radio Network, Kamis (29/7/21).

Namun, imbuhnya, orang yang keras hati, hatinya tertutup dan susah dalam menerima kebenaran, karena kekerasan hatinya, ia tak akan sadar saat diingatkan tentang siksaan Allah dan kebesaran-Nya.

“Seperti sabda Rasul, ketauhilah di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Namun bila segumpal daging itu buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Dan segumpal daging itu adalah hati,” jelas Ustadzah yang akrab disapa Lia ini mengutip sebuah hadis.

Makna lembut bukan berarti manja ataupun cantik. Tetapi, hakikat lembut yang paling utama adalah ketika ia berhadapan dengan syariat Allah, dan menggapai hidayah Allah.

Hati dan fisik itu sama, sama-sama membutuhkan asupan, asupan bagi hati yaitu pemahaman dan tawakkal. Hati, suatu saat akan menghadapi sakit bila kita paksakan untuk berbuat yang tidak baik. Obat hati hanya satu, yakni bertaubat.

Hatipun juga butuh untuk diberi hijab. Hijabnya hati adalah takwa. Bila hati tidak pernah kita hijabi dan kita jaga, maka akan timbul penyakit-penyakit hati.

Bisa kita lihat dalam surat al-Hajj, ayat 52-54. Di ayat tersebut lengkap dijelaskan macam-macam hati secara umum.

“Ada hati yang tunduk, namun ada hati yang terkena fitnah bahkan bisa menimbulkan matinya hati,” ungkap Ustadzah Lia.

Apa sajakah penyakit hati itu?

Berawal dari rasa malas. Bila kita sering merasa malas dalam beribadah, dan lebih suka melakukan hal yang tidak berguna, maka harus diwaspadai, karena bisa jadi itu adalah indikasi pertama adanya penyakit hati.

Kemudian, bila hal tersebut dibiarkan, maka akan membuat hati kita mati. Kita akan mudah sekali tergoda oleh setan dan senang sekali menentang hukum-hukum Allah. Naudzubillah…

Adapun sebab-sebab yang berpotensi menjadikan hati ini keras. Yakni lemah iman, terlalu berlebihan melakukan sesuatu yang mubah, sering melihat hal-hal yang haram, bertabarruj, terlalu meratapi nasib dan kepergian seseorang dan hal-hal buruk lainnya.

Oleh karena itu, alangkah baiknya kita selalu menjaga hati kita ini, agar menjadi hati yang sehat. Yang selalu dekat dengan Allah, selalu tunduk kepada Allah, tunduk terhadap ilmu-ilmu Allah, dan tawakkal di setiap keadaan.

“Dengan ciri-ciri di atas, insya Allah akan menjadikan kita muslim yang kaffah,” ujarnya.

Hal-hal yang bisa kita lakukan agar terhindar dari kerasnya hati adalah dengan banyak-banyak berzikir, menambah keilmuan, senantiasa beribadah, mengingat kematian dan selalu berdoa agar dilindungi oleh Allah.

Salah satu doa yang bisa kita terapkan agar hati kita tidak mudah gelisah, “allahumma inni ‘adzubika minal hammi wal hazan”, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan.

Doa ini penting, karena bila dua hal buruk ini menggerogoti hati kita akan bahaya.

Hidup ini ada yang mengendalikan dan mengatur, termasuk jiwa kita. Hanya saja kita mau mengikuti aturan-Nya atau tidak.

“Maka, yuk kita ikuti aturan Allah, karena itu adalah jalan yang utama untuk mendapatkan ketenangan hati,” pungkasnya.

Kontributor: Sarah Syahida
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment