Lembaga Falakiyah PWNU Jatim Gelar Rukyat Hilal Sore Ini

Lembaga Falakiyah PWNU Jatim Gelar Rukyat Hilal Sore Ini

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Dalam rangka memastikan awal Ramadhan 1439 Hijriah, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memilih 22 lokasi rukyat atau pengamatan hilal. Pengamatan awal bulan Hijriah ini akan dilakukan pada Selasa (15/5) sore nanti di beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur.

Menurut Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur, KH Shofiyulloh dalam rilis yang diterima Suaramuslim.net, pihaknya telah menyiapkan 22 lokasi rukyat bekerjasama dengan para pengurus Lembaga Falakiyah PCNU, Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi Agama Islam se-Jawa Timur. Lokasi yang dimaksud adalah Banyuwangi (Pantai Pancur), Blitar (Falak Park Wonotirto dan Bukit Banjarsari), Jombang (Satradar AURI Kabuh dan Masjid Jami’ PP Mamba’ul Ma’arif Denanyar), Bangkalan (Pantai Gebang), Sampang (Pelabuhan Taddan), Pamekasan (Pantai Garindo Ambar Tlanakan), dan Sumenep (Pantai Tanaros).

Kemudian lokasi lainnya terletak di Gresik (Bukit Condrodipo dan Pantai Tanjung Mulya Bawean), Lamongan (Tanjung Kodok dan Masjid Jami’ PP Roudlotut Tholibin Sendangduwur Paciran), Ponorogo (Watoe Dhakon Observatory STAIN Ponorogo dan Gunung Sekekep Pulung), Pasuruan (LAPAN Bukit Watukosek), Jember (Bukit G Sadeng), Bojonegoro (Bukit Wonocolo Kedewan), Kediri (MAN Kandangan), Pacitan (Pantai Srau), Madiun (Lereng Gunung Pandan Saradan), dan Situbondo (Pantai Kalbut).

Gus Shofi (sapaan akrabnya) melanjutkan, ia memprediksi awal Ramadhan tidak akan mengalami perbedaan. Sebab menurut hasil hisab (perhitungan) Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur, Selasa sore nanti posisi hilal (bulan muda) masih berada di bawah ufuk dengan ketinggian -0° 06′ 10” dan umur bulan -01 jam 29 menit 48 detik. Sedangkan ijtimak atau konjungsi terjadi pada pukul 18:50:45 WIB, setelah terbenamnya matahari.

“Berdasarkan hasil hisab, kemungkinan nanti sore hilal sulit terlihat sehingga harus istikmal atau menggenapkan hitungan bulan Sya’ban menjadi 30 hari dan tanggal 1 Ramadhan 1439 H jatuh pada hari Kamis (17/5). Sedangkan pelaksanaan shalat tarawih bisa dimulai pada Rabu (16/5) malam,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Kepanjen Malang ini.

Dalam penentuan awal puasa atau hari raya, tambah Gus Shofi, NU memang menggunakan metode rukyatul hilal (melihat bulan) yang dipandu dengan hisab (perhitungan). Karena itu, NU Jawa Timur tetap melaksanakan rukyat hilal yang hasilnya akan dilaporkan kepada Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta untuk diteruskan ke sidang itsbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

“Kami mengajak masyarakat untuk tetap sabar menunggu hasil rukyat nanti dan mengikuti hasil sidang itsbat dari Pemerintah atau ikhbar dari PBNU,” pungkasnya.

Berikut detail data hisab Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur

Ijtimak: Akhir Sya’ban 1439 H
Waktu Ijtimak: Selasa Kliwon,15 Mei 2018, pukul 18:50:45 WIB
Matahari Terbenam (Maghrib): 17:20:57 WIB
Umur Bulan saat Maghrib: -01 jam 29 menit 48 detik
Tinggi hilal haqiqi: -0° 06′ 10” (di bawah ufuk)
Tinggi Hilal Mar’i: –
Lama Hilal di atas Ufuq: –
Elongasi (Matahari-bulan): 04° 54′ 32”
Azimut Matahari: 288° 54′ 42”
Azimut Bulan: 248° 06′ 48”
Kesimpulan: Awal Ramadlan 1439 H jatuh pada hari Kamis Pahing, 17 Mei 2018 M.

Catatan: Penentuan tanggal 1 Ramadlan 1439 H menunggu hasil rukyatul hilal dan sidang itsbat Pemerintah RI atau ikhbar dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hisab berdasarkan metode Kitab al-Durr al-Aniq dengan markas Condrodipo, Gresik : 112° 37′ 3.5” BT dan 7° 10′ 11,1” LS. Tinggi: 120 meter di atas permukaan laut dan time zone: +7.

Reporter: Admin
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment