Suaramuslim.net – Tuhan sangat menginginkan kita semua dapat pulang ke kampung halaman kita di surga, kampung nenek moyang kita Nabi Adam as dan Hawa. Kampung halaman yang menyenangkan dan menenangkan, setelah sekian lama merantau ke dunia bumi. Tempat yang tenang adalah untuk mereka yang telah mampu menenangkan hatinya dari segala gejolak nafsu dunia.
“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” (QS. Al Fajr: 27–28)
Adapun bagi hati yang masih bergejolak, maka tempat kembalinya adalah ke tempat yang juga bergejolak, neraka jahanam. Nau’dzubillah min dzaalik.
Hidup adalah seperti gelombang, kadang tenang, kadang meninggi. Maka kita harus belajar dari peselancar yang mampu menikmati gulungan ombak yang tinggi dengan hati yang tenang dan bahkan senang.
Kadang kita menangis sedih, tertawa bahagia, dan marah dengan keadaan. Emosi kita masih naik turun sejalan dengan naik turunnya gelombang hidup. Hati kita seringkali tidak mampu dengan tenang menyikapi semua keadaan dan ujian hidup. Maka tugas manusia adalah berusaha untuk tetap tenang menjalaninya.
Bukan hal yang mudah untuk tetap tenang dalam menjalani gelombang kehidupan. Untuk itu, Alqur’an telah memberikan kiat sukses menjalani hidup dengan tenang, yakni dengan menyadari bahwa semuanya adalah skenario Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Semuanya sudah direncanakan Allah SWT untuk memberikan dinamika agar manusia tidak bosan menjalani hidup. Semua sudah tertuliskan. Berdzikir, mengingat Allah SWT yang ada di balik semua peristiwalah yang akan menjadikan hati tetap tenang.
Kiat tersebut dilanjutkan dengan anjuran untuk tidak banyak melihat kenikmatan hidup yang diberikan kepada orang lain, yang dapat memunculkan benih-benih gejolak ketidaktenangan. Kenikmatan materi dari lingkungan sekitar kita, akan memunculkan hasrat materialisme dan konsumerisme. Materi di dunia diingatkan Allah SWT hanyalah bunga kehidupan dunia yang mudah layu.
Itulah kiat hidup tenang dan senang yang muncul dari QS Thahaa: 130–131.
“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa tenang, Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha: 130–131)
Semoga kita dimampukan untuk menikmati hidup dengan hati yang tenang. Aamiin.