Memaafkan, Kunci Keharmonisan dalam Rumah Tangga

Maaf, Kunci Keharmonisan dalam Rumah Tangga

Suaramuslim.net – Rumah tangga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling membutuhkan antar satu sama lain. Mereka sama-sama mengurusi kehidupan dalam sebuah rumah, seperti halnya memasak, membersihkan ataupun belanja akan kebutuhan rumah.

Berikut kami awali, sepenggal kisah dalam sebuah keluarga yang kemungkinan sering terjadi dalam kehidupan berumah tangga Anda.

“Mas, udah selesai ngajinya. Tolong jemput sekarang ya mas.”
Tak ada balasan.

“Mas, masih tidur ya?”
Masih sama.

Telepon pertama tidak diangkat. Kedua masih tidak diangkat. Ketiga, keempat, kelima, sampai puluhan kali juga masih sama.

Baiklah, setelah menunggu satu jam lebih sambil memangku Naura yang sedang tertidur pulas, aku putuskan untuk memesan go car. Alhamdulillah sekitar 10 menitan go car sudah sampai dan melaju ke rumah.

“Bang, punten, uang yang kebawa receh, saya ambilkan di rumah dulu ya.” pintaku setelah kami sampai.

“Baik, bu.”

Secepat kilat aku mengambil uang, karena khawatir waktu beliau terbuang banyak hanya untuk menunggu. Sementara ongkos sekali jalan hanya berapa belas ribu saja untuk jarak segitu.

“Nuhun, ya bang. Punten menunggu!”

“Nggak pa-pa bu. Terima kasih. Saya permisi dulu”

***

Kulepas perlahan gendongan Naura, berharap agar tak mengganggu tidurnya. Namun ternyata zonk. Menggelegar tangisannya dan membangunkan suamiku dari tidur manisnya.

“Lho, gimana tadi pulangnya ?” suamiku bertanya sambil berusaha mengumpulkan kembali energi-energinya.

“Terbang lah. Orang sampean dichat nggak dibalas. Ditelepon nggak diangkat. Mana nunggu se-jam-an pula.” jawabku nyerocos melepas kekesalan.

“Lho, serius pulang sama siapa?”

“Sama abang-abang go car lah. Naik gojek lebih murah, tapi sampean mana ngijinin. Huft!” jawabku sekenanya sambil menimang-nimang Naura, lalu menurunkannya. Melepasnya untuk bermain.

“Maaf, yang. HP-ku mati.”

“Lha kenapa nggak dicharger dari tadi?” tanyaku sinis.

“Ketiduran, yang.” jawabnya dengan wajah tak berdosa.

“Hmmmmm”

***

Cuplikan adegan di atas, hanyalah satu di antara banyak kemungkinan konflik yang terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Hal itu wajar terjadi, karena tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang bisa lepas dari kesalahan. Begitupun pasangan hidup kita, pasti pernah melakukan kesalahan.

Allah berfirman: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Ali Imran:133).

Dari ayat ini kita sama-sama belajar untuk cepat menyadari kesalahan lalu memohon ampunan kepada Allah. Begitu pun jika kita berbuat salah kepada manusia, kita harus segera meminta maaf.

Dalam cuplikan adegan di atas, sang suami meminta maaf kepada istrinya atas kekhilafannya tidak menjemput istri dengan sederhana. Meskipun perkara memaafkan adalah urusan hati, boleh jadi orang yang tersakiti sudah memaafkan kesalahan, tetapi akan menjadi lebih baik ketika kata maaf itu diucapkan, bukan hanya sebuah rasa penyesalan karena telah membuat sakit hati pasangan, tetapi sebagai wujud tanggung jawab moral dan sikap sportif mau mengakui suatu kesalahan.

Ucapan sederhana berupa permintaan maaf dari pasangan, merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap hubungan suami istri. Ucapan ini dapat meruntuhkan egoisme yang mungkin masih senang bertengger di dalam hati seseorang.

Suami istri yang hidup dalam satu rumah memang sudah seharusnya tidak pelit untuk memberikan maaf kepada pasangannya. Lebih baik lagi jika kita saling menyediakan permaafaan yang banyak untuk kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh pasangan. Karena kebersamaan kita dengan pasangan akan jauh lebih banyak dibanding dalam kesendirian, maka menyiapkan stok permaafan akan jauh lebih membahagiakan diri daripada menyimpan dendam yang dapat menimbulkan penyakit hati.

Sebagaimana  Allah mengajarkan pada kita melalui kalam-Nya. “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.” (QS. Al Baqarah : 263)

Membangun rumah tangga harmonis layaknya surga di dunia, sungguh bukanlah pekerjaan yang mudah, tapi percayalah ia juga bukan pekerjaan yang terlampau sulit. Setiap kita berkesempatan memiliki rumah tangga harmonis yang memberi ketenangan jiwa. Selain komunikasi yang efektif, faktor memaafkan adalah kunci agar keharmonisan dalam rumah tangga bisa terus terjaga.

Kontributor: Ummu Naura*
Editor: Oki Aryono

*Tim Media Komunitas Bunda 1011

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.