Makin Mesra, Iran-Irak Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi dan Keamanan

Makin Mesra, Iran-Irak Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi dan Keamanan

Presiden Irak Barham Salih bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran. Foto/Reuters

TEHERAN (Suaramuslim.net) – Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengunjungi Teheran untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. Hal ini menandai hubungan yang semakin dalam antar kedua negara.

Dalam konferensi pers bersama pada Sabtu (6/4/19), Rouhani memuji sikap kebersamaan Iran dan Irak tentang masalah-masalah regional utama.

“Kami memiliki sudut pandang yang sama tentang Yerusalem sebagai ibu kota permanen Palestina, Golan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Suriah dan bahwa perang di Yaman harus segera selesai dan bahwa solusi untuk krisis Yaman harus menjadi politik,” katanya.

Abdul Mahdi menggemakan komentar presiden Iran, menambahkan bahwa kerjasama ekonomi dan keamanan juga dibahas dalam pertemuan mereka.

“Kami ingin melihat hubungan kami yang berkembang baik, hubungan bilateral, menjadi contoh untuk diikuti dan juga sebagai pendahulu untuk yang serupa dengan semua negara regional,” katanya.

Kunjungan Perdana Menteri Irak ke ibu kota Iran mengikuti perjalanan Rouhani ke Baghdad kurang dari sebulan yang lalu.

Al-Jazeera melaporkan bahwa kedua belah pihak telah membuat “keuntungan yang sangat kuat” dalam beberapa tahun terakhir.

“Perdana menteri Irak mengatakan bahwa menurut konstitusi Irak, tanah Irak tidak akan diizinkan untuk digunakan oleh pasukan asing atau pejuang untuk melancarkan serangan terhadap Iran,” katanya, berbicara dari Baghdad.

Menurut TV pemerintah Iran, Rouhani juga menyerukan kedua negara untuk memperluas transaksi gas dan listrik mereka dan meningkatkan perdagangan bilateral menjadi $ 20 miliar dari sebelumnya sekitar $ 12 miliar.

“Rencana untuk mengekspor listrik dan gas dan semoga minyak terus berlanjut dan kami siap untuk memperluas kontak ini tidak hanya untuk kedua negara tetapi juga untuk negara-negara lain di kawasan ini,” kata Rouhani.

Irak sangat bergantung pada gas Iran untuk menghidupkan pembangkit listriknya, mengimpor sekitar 1,5 miliar kaki kubik standar per hari melalui jaringan pipa di selatan dan timur.

Sumber: Al-Jazeera
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment