Manajemen Stres dalam Berumah Tangga dan Me Time

Manajemen Stres dalam Berumah Tangga dan Me Time

Bunda Asteria Ratnawati Saroinsong – Psikolog Layanan Psikologi Bijaksana, Wakil Ketua Yayasan Advokasi Sadar Autisme, Narasumber di Bidang Psikologi Perkembangan dan Pengembangan Diri. Foto: suaramuslim.net

Suaramuslim.net – Stres merupakan hal yang wajar. Stres itu ibarat gelas atau botol. Jika botol kosong lalu diisi air akan baik-baik saja. Tetapi ketika sudah penuh diisi air terus-menerus dan air itu tidak diminum, yang terjadi adalah air itu akan tumpah ke mana-mana. Demikian juga dengan diri kita.

Setiap orang itu mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah untuk bisa menghadapi segala macam stress yang terjadi dalam kehidupan. Selama kita hidup yang namanya tekanan pasti selalu ada. Tetapi tekanan tidak harus selalu dipersepsikan bahwa itu sesuatu yang sangat berat. Tekanan-tekanan dalam hidup akan membuat kita menjadi lebih baik.

Stres itu ada dua, yang pertama stres positif yaitu stres yang membuat kita menjadi lebih baik. Yang kedua adalah stres yang bisa memberi kita pengaruh-pengaruh yang negatif yaitu karena kita belum menemukan coping strategy-nya. Jadi stres adalah suatu hal yang wajar.

Dalam rumah tangga pasti akan ada yang namanya permasalahan seperti masalah pengasuhan, masalah suami, masalah keluarga, masalah di kantor. Nah yang paling penting dari semua ini adalah harus mencari coping strategy yang tepat untuk diri kita masing-masing.

Jadi coping strategy yaitu bagaimana strategi kita untuk menyelesaikan masalah dan sejauh mana intensitas permasalahannya. Selain itu karakter kepribadian seseorang juga memengaruhi. Bisa jadi juga permasalahannya sama. Tetapi cara menyikapinya tiap orang pasti berbeda. Kembali lagi kepada karakter kepribadian seseorang yang sudah terbentuk sejak kecil sampai dewasa.

Kalau kita sudah tahu karakter kita, maka kita harus belajar mengenali diri kita. Sedih, marah, kecewa itu semua pemberian dari Allah, ini bagian dari anugerah Allah supaya kita bisa bertahan untuk hidup.

Lalu bagaimana mengelola hal tersebut agar tidak menjadi berlebihan atau justru berbalik menjadi hal negatif?

Semua ini butuh proses dan kita harus terus belajar. Saya pernah bertemu dengan seorang ibu yang masih muda, tapi sangat sabar ketika anaknya terus-menerus menangis. Akhirnya terus dibujuk sampai anaknya kembali tenang.

Apa sih manfaat me time dari sisi psikologis?

Ketika kita membahas coping strategy yaitu strategi menghadapi permasalahan dan tidak membuat masalah tersebut menganggu diri kita. Nah, salah satunya yaitu dengan me time. Jadi tergantung intensitas menganggu itu sejauh mana.

Misalnya kita penat dengan masalah rumah tangga sehari-hari yaitu dengan me time. Jadi sebenarnya me time itu untuk melepaskan penat. Karena ketika kita lelah cenderung emosi kita tidak stabil. Sehingga ketika kita tahu ada tanda-tanda seperti itu kita butuh waktu sendiri untuk meredakan emosi kita.

Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 FM pada hari Selasa, 11Februari 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Bunda Asteria Ratnawati Saroinsong – Psikolog Layanan Psikologi Bijaksana, Wakil Ketua Yayasan Advokasi Sadar Autisme, Narasumber di Bidang Psikologi Perkembangan dan Pengembangan Diri.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment