Suaramuslim.net – Puzzle atau mainan bongkar pasang bukan sekadar penghibur bagi anak karena memiliki banyak manfaat. Sebab, bermain puzzle bisa mengasah daya pikir menjadi lebih baik. Karena dalam permainan itu, anak-anak diminta menyelesaikan gambar yang tidak utuh.
Permainan puzzle ini sudah ada sejak abad ke-18 dan tetap disukai generasi masa kini. Berbagai studi telah menunjukkan manfaat bermain puzzle yang menakjubkan, salah satunya yaitu menstimulasi otak agar tetap bekerja optimal.
Puzzle sudah bisa dimainkan oleh anak berusia 10 bulan, tentunya dengan kepingan gambar (puzzle) yang sedikit dan tingkat kesulitannya lebih mudah. Untuk awal, kenalkan anak anda dengan puzzle sederhana yang terdiri dari sebuah keping saja, misalnya gambar sapi. Jadi si kecil hanya memasukkan satu buah kepingan gambar tersebut kedalam lubangnya.
Makin tinggi usia anak, biasanya tingkat kesulitan lebih rumit. Dari yang hanya satu kepingan gambar, kemudian menjadi sebuah gambar yang dipotong menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya. Semakin banyak gambar dan kepingan gambarnya, semakin tinggi tingkat kesulitannya.
Yang perlu diperhatikan orang tua adalah kemampuan tiap anak berbeda. Biasanya anak yang sejak dini sudah dikenalkan dengan puzzle akan lebih mahir dan terbiasa bermain puzzle.
Oleh karena itu, para orang tua yang akan memilih puzzle untuk anaknya, jangan berdasarkan umur, tetapi bergantung kepada kemampuan si buah hati. Umumnya, anak-anak yang kuat kemampuan visualnya, akan lebih mudah dan cepat menyelesaikan permainan ini.
Di bawah ini Suaramuslim.net merangkum manfaat bermain puzzle untuk kecerdasan anak.
1. Meningkatkan kemampuan spasial anak
Sebuah studi yang dipublikasikan PubMed Central menemukan bahwa anak usia taman kanak-kanak yang bermain puzzle setiap hari selama empat bulan berturut-turut memiliki kemampuan spasial yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak sebaya yang tidak memiliki kebiasaan bermain puzzle.
Kemampuan spasial merupakan kemampuan untuk mengenali dan memahami tata ruang. Anak yang memiliki kemampuan spasial yang baik mudah untuk memahami kemampuan untuk membayangkan bangunan tiga dimensi dari gambar puzzle dua dimensi.
2. Mengasah keterampilan motorik halus
Waktu bermain puzzle, si kecil akan diminta memasangkan potongan gambar, melingkari huruf atau kata, memutar kenop, atau memasukkan potongan puzzle ke dalam lubang tertentu sesuai bentuk. Ini akan mengasah kemampuan motorik halus si kecil yang sangat berguna dalam aktivitas keseharian misalnya menulis atau menggambar.
3. Melatih koordinasi mata dan tangan
Puzzle memiliki tujuan jelas untuk dicapai. Ketika si kecil bermain puzzle, ia akan belajar bahwa untuk menyelesaikan suatu masalah ada langkah-langkah yang harus diambil. Si kecil akan terbiasa memecahkan masalah dengan pola pikir yang kreatif.
4. Meningkatkan keterampilan kognitif
Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak balita karena mereka pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan warna yang menarik. Dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar. Pada tahap awal mengenal puzzle, mereka mungkin mencoba untuk menyusun gambar puzzle dengan cara mencoba memasang-masangkan bagian-bagian puzzle tanpa petunjuk.
Dengan sedikit arahan dan contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika. Contoh usaha anak menyesuaikan warna misalnya warna merah dipasangkan dengan warna merah. Contoh usaha anak menggunakan logika, misalnya bagian gambar roda atau kaki posisinya selalu berada di bawah.
5. Meningkatkan daya ingat
Puzzle juga terbukti meningkatkan kemampuan daya ingat anak. Saat si kecil bermain puzzle, maka ia harus mengingat pada bagian yang diambil sudah dimasukkan atau belum. Anak juga harus menganalisis warna, ukuran, dan posisi kepingan puzzle ke tempat yang sesuai.
Bagi orang tua permainan puzzle banyak dijadikan pilihan untuk mainan anak. Nah, bunda apakah si kecil di rumah sudah memiliki puzzle? Jika belum, ada baiknya bunda membelikannya.
Bisa dimulai dari puzzle sederhana yang motif gambar serta warnanya disukai oleh anak, setelah ia menguasai barulah perlahan diberi yang terdapat tingkat kesulitannya.
6. Meningkatkan rasa percaya diri
Jika anak bunda sudah selesai menyelesaikan puzzle, berikan pujian, dan tentu saja ketika menyelesaikan tersebut akan ada kepuasan tersendiri yang bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri sang anak akan hal tersebut, dan tentu saja ketika dirinya bertemu orang lain, ia sudah bisa memiliki rasa percaya diri.