Masalah yang Berisiko Akibat Kecanduan Gadget, Awas Depresi!

Masalah yang Berisiko Akibat Kecanduan Gadget, Awas Depresi!

Ilustrasi penggunaan gadget. Foto: pixabay.com

Suaramuslim.net – Kehidupan sehari-hari sekarang ini seakan tak bisa terlepas dari gawai/gadget. Hampir setiap orang menatap smartphonenya, entah hanya sekadar mengecek pesan atau memantau  media sosial. Penggunaan gadget berlebihan karena kondisi yang disebutkan di atas tentunya berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental.

Tak hanya itu, penggunaan gadget terlalu lama pada usia dini juga sering diduga sebagai penyebab keterlambatan perkembangan bahasa. Di samping itu, juga dapat menyebabkan hambatan pada keterampilan komunikasi dan sosialisasi anak akibat lebih banyak fokus pada gadget-nya dibanding orang-orang di sekitarnya. Berikut masalah-masalah yang berisiko akibat kecanduan gadget yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Depresi dan gangguan kecemasan

Sebuah studi dari Jean M. Twenge, Ph.D., dosen psikologi di San Diego State University, California, AS, yang diterbitkan dalam jurnal Preventive Medicine Reports terhadap 40.000 anak usia 2- 17 tahun di US menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan 7 jam atau lebih untuk melakukan aktivitas screen time dalam sehari memiliki kesejahteraan mental yang lebih rendah daripada mereka yang hanya menggunakan waktunya untuk screen time selama 1 jam sehari.

Sekalipun 7 jam terdengar sebagai angka yang fantastis, nyatanya 20 % anak dalam penelitian ini menghabiskan waktu untuk menatap layar atau screen time selama itu setiap harinya. Twenge menyatakan bahwa menghabiskan waktu menatap layar selama 7 jam sehari berhubungan dengan diagnosis depresi dan kecemasan. Depresi dan kecemasan itu bisa bersumber dari perasaan kesepian bila gadget-nya ditarik, cemas akan kekalahan saat bermain game online, cemas untuk selalu memeriksa gadget, maupun akan citra diri dan relasi sosial di dunia maya.

Tak hanya itu, anak-anak ini juga lebih mudah terdistraksi (teralihkan), kurang stabil secara emosional, dan memiliki lebih banyak masalah dalam menyelesaikan tugas dan berteman (Sumber: parenting.co.id)

2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Studi dari University of Southern California yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) pada 2600 anak sekolah di Los Angeles selama 2 tahun menunjukkan bahwa anak-anak yang berlebihan menggunakan teknologi disebut 2 kali lebih berisiko menunjukkan gejala ADHD.

ADHD adalah sebuah kondisi gangguan perkembangan yang membuat seorang anak kesulitan untuk memusatkan perhatian. Di samping itu, mereka menunjukkan perilaku yang impulsif serta agresif. Inilah yang membuat mereka tampak senang mengganggu orang lain yang sedang beraktivitas. Anak-anak dengan ADHD tampak kurang bisa fokus pada pelajaran di kelas, kesulitan mendengarkan penjelasan guru dan sulit mengatur tugas serta aktivitasnya. (Sumber: parenting.co.id).

3. Hipersensitivitas Elektronik

Hipersensitivitas Elektromagnetik (EHS) telah lama diakui sebagai isu kesehatan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit ini disebabkan oleh ketergantungan akut terhadap perangkat elektronik yang mengelilingi penderita, seperti televisi, smartphone, konsol game, hingga Wi-Fi.

Penderita akan cenderung merasakan gejala-gejala tertentu, seperti nyeri otot atau sendi, penyakit kulit, mudah lelah, hingga sakit kepala ketika berada jauh dari perangkat elektronik tersebut.

4. Nomophobia

Merasa takut jika harus hidup tanpa smartphone ternyata sudah menjadi gangguan mental sendiri, namanya Nomophobia. Penderita fobia ini semakin meningkat di kalangan mahasiswa.

Dilansir Psychology Today, Nomophobia diambil dari no-mobile-phone phobia alias fobia tanpa ponsel genggam. Penderita phobia akan merasa resah yang berlebihan apabila meninggalkan ponselnya atau baterai smartphone-nya sudah habis.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment