5 Manfaat Membaca Istigfar yang Bisa Menambah Semangat Berbenah Diri

5 Manfaat Membaca Istigfar yang Bisa Menambah Semangat Berbenah Diri

Lafadz astagfirullah. (Ils: etsy)

Suaramuslim.net – Setiap anak Adam pasti punya kesalahan. Yang namanya manusia musti punya dosa dan khilaf. Tapi sebaik-baik pendosa adalah yang bertobat. Demikian sabda Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah. Dan salah satu rangkaian tobat adalah mengucapkan meminta ampun kepada Allah atau istigfar. Setidaknya ada 5 manfaat istigfar yang bisa menambah semangat berbenah diri. Kita bisa menilik manfaat ini sebagaimana ucapan Nabi Nuh yang direkam di surat Nuh ayat 10-12.

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Allah lebih gembira dengan tobat hamba-Nya dari gembiranya seseorang dari kalian yang menemukan untanya yang telah hilang di gurun sahara”. Dalam riwayat Muslim disebutkan: Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya yang bertaubat daripada seseorang di antara kamu yang mendapat kembali untanya yang lepas darinya, padahal di atas unta tersebut terdapat makanan dan minuman perbekalannya, lalu ia berbaring di bawah pohon dan sudah putus asa. Pada saat itulah tiba-tiba unta itu berdiri di depannya. Ia memegang kendalinya, lalu karena sangat gembiranya, ia mengucapkan,’ Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu’. Ia salah mengucapkannya karena sangat gembira. (Muttafaq ‘alaih)

Jika kebanyakan manusia sulit memaafkan kesalahan orang lain, tidak demikian dengan Allah. Dia Maha Pengampun dan Maha Menerima tobat. Jika kalian pernah kehilangan suatu benda yang sangat berharga dalam waktu yang lama lalu sangat bergembira menemukan barang itu. Bahkan Allah lebih senang lagi daripada itu. Maka Allah sangat menantikan ucapan istigfar dari kita sembari kita terus memperbaiki kesalahan dan berbuat kebaikan yang lebih. Setidaknya ada 5 manfaat istigfar yang membuat semangat berbenah diri. Kita bisa menilik manfaat ini sebagaimana ucapan Nabi Nuh yang direkam di surat Nuh ayat 10-12.

1. Mengundang datangnya hujan

Air adalah sumber kehidupan. Di musim kemarau banyak sungai mongering, sumur-sumur menyusut debit airnya, dan tanaman mengering. Maka Nabi Nuh pernah berpesan kepada kaumnya, “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu (ucapkanlah istigfar), sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,’” (QS. Nuh 10-11).

Karena hanya Allah sajalah yang mampu menurunkan hujan dari langit. Melalui ucapan istigfar, Allah menjanjikan datangnya hujan. Dengannya, maka sungai dan sumur kembali terisi dan tanaman kembali tumbuh.

2. Membanyakkan harta

Ini adalah janji Allah, dan janji Allah tak akan ingkar. Allah berfirman melalui lisan Nabi Nuh, “dan (Dia) membanyakkan harta…” (QS Nuh 12). Allah telah berjanji untuk melimpahkan harta kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya dan bagi siapa saja yang melazimkan istigfar memohon ampun kepadaNya.

Di saat orang mengambil jalan keburukan atau usaha yang diharamkan untuk mencari harta, justru dia menyalahi ketentuan Allah. Justu Allah menjanjikan harta yang banyak bagi yang rajin istigfar dan tentu mengambil jalan yang dihalalkan Allah.

Bisa saja Allah memberi harta yang banyak kepada orang yang ingkar kepadanya. Namun bisa jadi itu ‘jebakan’ dari-Nya untuk menuju siksa Allah. “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan” (QS Ali ‘Imran 178).

Sedangkan bagi orang beriman bahwa anugerah iman adalah harta yang melebihi emas seberat bumi. “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong” (QS Ali Imran 91).

3. Membanyakkan anak

Secara fitrah, manusia sangat senang dengan anak-anak. Itulah adalah manusiawi. Anak-anak selalu membawa kebahagiaan bagi kedua orang tuanya dan orang di sekelilingnya. Bagi orang beriman, kehadiran anak tak hanya membawa keceriaan namun juga diharapkan doa-doanya dan amal salihnya yang mengalir kepada ayah ibunya yang bersambung hingga keduanya telah tiada.

 “Dan (Dia) membanyakkan harta dan anak-anakmu…” (QS. Nuh 12) demikian janji Allah yang dipesankan Nabi Nuh kepada kaumnya agar membiasakan ucapan istigfar dan memohon ampun kepadaNya jika ingin banyak harta dan anak.

Ada pasutri yang sampai mengeluarkan biaya puluhan atau ratusan juta rupiah untuk melakukan terapi kesehatan untuk bisa mendapatkan keturunan. Ada usaha bayi tabung atau ikhtiar lainnya. Dan usaha paling penting dan paling utama adalah memohon ampunan atau istigfar.

4. DianugerahiNya kebun-kebun

Manusia modern sangat merindukan bertamasya ke taman wisata atau ke pegunungan yang sejuk. Karena di sanalah manusia merasakan kesejukan dan udara segar. Apalagi di taman wisata itu banyak buah-buahan sehingga pengunjung bisa memetik buah yang sudah masak. Keinginan bertamasya dan bersenang-senang di kebun adalah salah satu hal yang manusiawi.

Karena itu, Allah menjanjikan, “Maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu (ucapkanlah istigfar), sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan menganugerahimu kebun-kebun….’” (QS Nuh 10-12).

5. Dijadikan-Nya sungai-sungai

Pada fitrahnya, manusia mencintai hal-hal yang menyegarkan dan menyejukkan. Maka Allah menjanjikan bagi mustagfirin, “Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan menganugerahimu kebun-kebun, dan menjadi (di dalamnya) sungai-sungai bagimu’” (QS. Nuh 10-12).

Kemajuan peradaban manusia di zaman kuno selalu berkembang di sisi kanan kiri sungai-sungai besar. Sebut saja peradaban Mesir yang berada di tepian sungai Nil, peradaban Cina Kuno di sisi sungai Kuning, dan peradaban India kuno di dekat sungai Indus.

Hingga zaman modern ini, sungai masih jadi sumber penghidupan manusia. Dengan adanya bendungan, maka sumber energi berasal dari sana. Hampir semua hasil iptek saat ini menggunakan energi listrik

Namun sungai ini juga bermakna sungai di surga kelak. Karena kehidupan akhirat adalah kehidupan yang hakiki. Itulah kehidupan bagi kaum beriman. “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (QS. Al A’la 17).

Di banyak ayat yang menyebutkan tentang surga, Al Quran sering menggandeng dekat kata sungai atau mata air. “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu. “Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS. Al Baqarah 25).

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment