Manfaat Sholat Jamaah dalam Hal Keorganisasian

Manfaat Sholat Jamaah dalam Hal Keorganisasian

Islam Sudah Menyediakan Semua, management Sholat jamaah (2)

Suaramuslim.net – Sholat juga mengajarkan kepada kita beberapa hal yang berkaitan dengan organisasi yang tidak banyak diajarkan dalam beberapa buku tekstual, antara lain:

Hukum berorganisasi

Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi manusia yang tidak menutup diri dari lingkungannya (hermit/isolates). Hal ini salah satunya tersirat dalam syariah sholat jama’ah yang menunjukkan bahwaanjuran untuk melakukan sholat jama’ah merupakan suatu anjuran yang sangat kuat (dalam mazhab Maliki dan Hambali hukumnya wajib (Qadir, 1998); namun dalam Fiqh Sunnah (Rasjid, 2008) terbagi menjadi 3 hukum, ada yang menyatakan fardhu ‘ain, fardhu kifayah, dan sunnah muakkad).

Kekuatan anjuran tersebut ditambah dengan pemberian penghargaan yang tinggi bagi pelakunya, yaitu bahwa sholat jama’ah memiliki pahala yang jauh lebih besar dibanding sholat sendiri seperti penjelasan yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Bukhori Muslim berikut.

Hadits riwayat dari Abu Hurairah ra.: “Rasulullah saw. bersabda: ‘Sholat berjama’ah itu lebih utama bagian dari sholat sendiri’.” (HR. Muslim )

Hadits riwayat dari Ibnu Umar ra.: “Rasulullah saw. bersabda: ‘Sholat berjama’ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendiri’.” (HR Muslim)

Kekuatan anjuran juga dapat terlihat dari ancaman bagi yang tidak melaksanakannya, seperti penjelasan yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Bukhori Muslim berikut ini.

Hadits riwayat dari Abu Hurairah ra.: “Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam sholat. Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang sholat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan sholat berjama’ah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal, maka ia akan menghadiri sholat isya’ berjama’ah’.”(HR. Muslim)

Hadits dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah subhanahu wa ta’ala yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya ingin rasanya aku menyuruh mengumpulkan kayu bakar hingga terkumpul, kemudian aku perintahkan sholat dan diadzankan buatnya, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang itu, lalu aku mendatangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjama’ah itu dan aku bakar rumah mereka. Demi Allah subhanahu wa ta’ala yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan mendapatkan tulang berdaging gemuk atau tulang paha yang baik, niscaya ia akan hadir (berjama’ah) dalam sholat isya’ itu’.” (Muttafaq Alaih dan lafadznya menurut HR. Bukhari.)

Dari haditshadits di atas, bahkan dalam ibadah wajib, umat Islam diisyaratkan untuk melaksanakan sesuatu hal bersama-sama, dan tidak menjadi orang yang menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam kehidupan, manusia dianjurkan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menjadi penyendiri/pertapa (hermit) dan tertutup (introvert). Dengan kata lain, berorganisasi dan menjadi bagian dari organisasi merupakan anjuran bagi umat muslim sebagai bentuk dari eksistensi perannya dalam menjalani kehidupan.

Kekuatan anjuran bahkan lebih kuat dengan adanya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. “Ada seorang laki-laki buta menghadap Rasulullah saw. dan berkata: ‘Ya Rasulullah, sungguh aku ini tidak mempunyai seorang penuntun yang menuntunku ke masjid.’ Maka beliau memberi keringanan padanya. Ketika ia berpaling pulang, beliau saw.memanggilnya dan bertanya: ‘Apakah engkau mendengar adzan untuk sholat?’ Ia menjawab: ‘Ya.’ Beliau bersabda: ‘Kalau begitu, datanglah’.” (HR. Muslim)

Hadits di atas mendorong seseorang yang memiliki keterbatasan agar tetap dianjurkanuntuk tidak menutup diri dan tetap bersosialisasi dengan yang lain.

Kewajiban menjalankan sholat jama’ah adalah untuk semua muslim, namun pria lebih diutamakan untuk melakukan sholat jama’ah di masjid. Hal ini memberikan sinyal tersendiri bahwa bagi pria tidak ada pilihan lain selain dituntut untuk berperan dalam lingkungan di luar rumahnya.

Pria lebih dituntut dan diwajibkan untuk melakukan kegiatan eksternal seperti bersosialisasi, berorganisasi, termasuk untuk tujuan memberikan penghidupan bagi keluarganya. Hal ini juga akan dibahas pada sub bagian “Tentang Wanita”. Pria juga secara implisit diharapkan dapat lebih disiplin/tepat waktu, mengingat sholat jama’ah di masjid dilakukan secara tepat pada waktunya.

Membangun kedekatan antar anggota

Anggota organisasi seharusnya memiliki kedekatan dengan anggota yang lain. Kedekatan yang dimaksud terutama adalah kedekatan dalam hati, dan kedekatan hati ini dimulai dari dan termanifestasi dengan adanya kedekatan fisik. Hal inilah yang kiranya dapat diinterpretasikan dari anjuran untuk senantiasa meluruskan dan merapatkan barisan.

Orang yang tergabung dalam suatu organisasi tentunya harus memiliki kesamaan nilai, budaya, dan tujuan yang menjadikannya dapat merasa dekat satu sama lain (emotional attachment). Adapun orang yang memisahkan diri artinya dia tidak memiliki kedekatan emosional yang membangun hubungan jangka panjang.

Anjuran membangun kedekatan antar anggota tersirat dalam beberapa hadits yang berkaitan dengan sholat jama’ah, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.

Hadits riwayat dari Anas bin Malik ra., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: ‘Luruskanlah barisan kalian. Sesungguhnya kelurusan barisan sholat termasuk bagian dari kesempurnaan sholat’.” (HR. Muslim)

Hadits riwayat dari Abu Hurairah ra.: “Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: ‘Luruskanlah barisan dalam sholat, karena lurusnya barisan itu termasuk kebaikan sholat’.” (HR Muslim)

Hadits riwayat dari Nukman bin Basyir ra., ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Sebaiknya engkau mau meluruskan barisanmu atau Allah subhanahu wa ta’ala akan menancapkan rasa permusuhan di antara engkau’.” (HR Muslim)

Anggota organisasi diharapkan bersatu dan tidak memisahkan diri dari rekan dalam satu organisasi. Dalam pembahasan Sholat Empat Mazhab oleh Abdul Qadir ar-Rahbawi (1998), dijabarkan bahwa dalam jama’ah tidak diperbolehkan menyendiri dalam suatu shaf. Bahwa seseorang yang terlambat bergabung dalam sholat (masbuk) dan ia mendapati barisan (shafnya) sudah penuh, maka ia tetap harus mengusahakan untuk tidak menyendiri. Ia harus mengajak orang yang ada di saf/baris depannya untuk menemaninya.

Diriwayatkan dari Ali bin Syaiban, “Kami menghadap Rasulullah saw. dan kami mengucapkan sumpah setia kami kepada beliau lalu kami sholat di belakang beliau saw. Kemudian kami sholat di belakangnya sholat yang lain, lalu beliau sholat, kemudian beliau saw. melihat seseorang sholat sendirian di belakang shaf, kemudian beliau berhenti, mendekatinya sampai menghadapnya, kemudian berkata: ‘Ulangilah sholatmu, tidak sholat bagi seseorang yang sholat di belakang shaf’.” (HR. Ahmad)

Sholat jama’ah juga mengajarkan persatuan yang hakiki. Bahwa dimanapun kita berada di belahan bumi, ketika kita masuk masjid untuk melaksanakannya, maka tidak akan kita dapati perbedaan dalam melaksanakan ibadah sholat tersebut. Bahasa dan tata cara sholat jama’ah akan tetap sama dimanapun kita berada.

Pembelajaran dalam hal kehidupan berorganisasi adalah, bahwa di era perusahaan yang semakin mengglobal dan berkembang menjadi perusahaan multinasional, SJbM ( Sholat Jama’ah based Management ) mengajarkan kepada kita untuk dapat membangun budaya yang sama, sehingga persatuan antara mereka yang berbeda suku, ras, golongan dan bahasa, dapat terwujud. Tugas korporasi adalah membuat budaya yang dapat menyatukan perbedaan dari berbagai perbedaan individu, kelompok, dan departemen serta organisasi di bawahnya.

Penulis: Dr. Gancar C. Premananto*

*Koordinator Program Studi Magister Manajemen FEB Universitas Airlangga Surabaya

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment